Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Horor! 2 Pesawat Ringan Tabrakan di Udara, Pilot Tewas
Advertisement . Scroll to see content

Jumlah Penduduk Australia Mencapai 25 Juta Hari Ini

Selasa, 07 Agustus 2018 - 12:38:00 WIB
Jumlah Penduduk Australia Mencapai 25 Juta Hari Ini
Jumlah penduduk Australia akan melewati angka 25 juta pada Selasa (7/8/2018). (Foto: ABC News)
Advertisement . Scroll to see content

SYDNEY, iNews.id - Jumlah penduduk Australia akan melewati angka 25 juta pada Selasa (7/8/2018). Penghitungan yang dilakukan oleh Biro Statistik Australia (ABS) mencatat pertambahan penduduk dari luar negeri lebih tinggi dari angka kelahiran.

Menurut penghitungan ABS, jumlah penduduk Australia bertambah 1 orang tiap 83 detik, dan jumlah 25 juta jiwa itu akan dicapai pukul 23.00.

Tidak mungkin untuk mengetahui siapa yang akan menjadi warga negara ke-25 juta tersebut, namun pengamat politik George Megalogenis mengatakan kemungkinan orang itu merupakan mahasiswa atau pekerja perempuan muda asal China.

"Dua kelompok migran terbesar di Australia sejak awal abad ke-21 adalah dari China dan India. Jadi semakin banyak jumlah warga China dan India dari kedua negara tersebut yang menjadi warga negara," kata Megalogenis.

Dia menyebut jumlah para pendatang asing jauh melampaui penduduk asli Australia sendiri.

"Sejak 2005, lebih banyak orang dari luar negeri yang menjadi warga negara dibandingkan dari pertumbuhan alami, jadi lebih hanyak migran dibandingkan bayi yang baru lahir," ujarnya.

"Cerita terbesar di abad ke-21 di Australia adalah kisah migran."

Jumlah migran bersih dari luar negeri, yakni jumlah kedatangan dikurangi yang meninggalkan Australia, saat ini mencakup 62 persen dari pertumbuhan penduduk. Sedangkan kelahiran alami mencakup 38 persen.

"Statistik sebelumnya adalah ketika terjadi kedatangan migran untuk menambang emas (gold rush) pada 1850-an," kata Megalogenis.

Bila dilihat dari jumlah kedatangan, maka warga yang lahir di China merupakan kelompok migran terbesar yang datang ke Australia, dengan jumlah mencapai 15,8 persen dari total yang datang.

Ketika dibagi per kategori, mahasiswa internasional merupakan jumlah kedatangan terbesar. China menjadi negara terbesar dari sisi tempat kelahiran mahasiswa internasional yang ada di Australia.

Jinghua Liang (20), mahasiswi University of Melbourne, mengaku tertarik dengan masyarakat multikultur Australia dan gaya hidupnya.

"Saya kira hal pertama yang saya bayangkan mengenai sekolah di Australia adalah udara segar, langit biru, dan makanan yang enak, dan ibu saya mengatakan mengenai emu, kanguru, sebagai hal yang menarik," kata Liang.

"Orang-orang bisa menikmati hidup mereka, bukan sekedar bekerja mencari nafkah. Mereka menikmati akhir pekan dan liburan. Saya merasa kehidupan di Australia lebih santai," ujarnya.

Liang yang merupakan mahasiswi bidang jurnalistik ini terkejut mengetahui bahwa warga negara ke-25 juta Australia besar kemungkinan adalah perempuan asal China.

"Banyak teman saya memiliki kemampuan bahasa Inggris bagus sekali dengan aksen Australia, namun banyak yang tidak mau tinggal di sini," ujarnya.

Dia menyebut banyak mahasiswa yang memilih pulang kembali ke China karena alasan budaya.

"Saya lebih memilih untuk tinggal di sini. Saya suka dengan lingkungan multikultur, akan bagus bagi saya sebagai penulis atau wartawan, karena saya memiliki lebih banyak kebebasan dan lebih banyak cerita yang bisa ditulis," ucapnya.

Bila Liang nantinya menetap di Australia, dia akan bergabung dengan banyaknya perempuan muda asal China yang berpendidikan yang memutuskan menetap di sini.

"Setiap kali saya membaca statistik ini, saya terkejut. Populasi warga kelahiran China di Australia dominan perempuan, dan ini merupakan pengecualian terbesar diantara kelompok migran yang ada di sini," ujar Megalogenis.

"Dan melihat mereka adalah kelompok yang muda dan sangat berpendidikan, pertanyannya adalah laki-laki asal mana yang akan menikahi mereka?" kata dia, lagi.

Megalogenis memperkirakan pernikahan antara perempuan China dengan pria asal India, akan semakin banyak terjadi di masa mendatang, dan menjadi kecenderungan berlanjut dalam sejarah kependudukan Australia.

Ini disebabkan karena migran asal India kebanyakan adalah pria.

"Salah satu keberhasilan besar di abad 19 di Australia adalah tidak merebaknya sektarianisme. Pernikahan campuran terbesar di abad 19 yang menciptakan apa yang kita lihat sebagai para tetua di Australia sekarang adalah pria protestan asal Inggris, dengan perempuan Katolik asal Irlandia," ujarnya.

"Saya cenderung melihat bahwa pernikahan campur antara perempuan China dan pria India dalam 20, 30 tahun mendatang merupakan versi baru dari apa terjadi dulu, dan bisa mempersatukan antar latar belakang etnis," kata dia, menambahkan.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut