Junta Militer Burkina Faso Tunjuk Pimpinan Kudeta Jadi Presiden
OUAGADOUGOU, iNews.id - Junta militer Burkina Faso telah menunjuk seseorang untuk menduduki kursi pemimpin setelah kudeta. Mereka meyakinkan masyarakat, akan memastikan kelangsungan negara.
Kelompok kudeta yang menamai diri sebagai Gerakan Patriotik untuk Pengamanan dan Pemulihan (MPSR) membacakan pengumuman di TV nasional pada Senin (31/1/2022). Isinya, mereka menunjuk pemimpin baru sampai sampai pembentukan piagam transisi.
Menurut undang-undang yang mereka bacakan, presiden, dua wakil presiden, dan seorang koordinator akan ditunjuk dan disumpah untuk menjamin kelangsungan negara dan urusan-urusannya, hingga badan-badan peralihan dapat dibentuk.
Yang kini menjadi presiden yakni Letnan Kolonel Paul-Henri Damiba. Dia akan menjadi kepala negara, kepala tertinggi Angkatan Bersenjata Nasional, penjamin peradilan dan kemerdekaan nasional.
Damiba juga akan menjamin keutuhan wilayah negara, kelangsungan negara, dan kepatuhannya terhadap perjanjian internasional. Dia akan memiliki kekuatan regulasi dan akan mengakreditasi duta besar untuk negara-negara asing.
Gerakan itu juga mengatakantelah memecat kepala staf saat ini. Posisinya akan digantikan oleh wakilnya.
Damiba memimpin kudeta Senin (24/1/2022) lalu dan menggulingkan presiden yang terpilih secara demokratis, Roch Marc Christian Kabor. Dia telah dua kali terpilih sebagai presiden di negara itu.
"Untuk pemimpin baru, prioritas utama tetap keamanan," katanya dalam pidato baru-baru ini.
Burkina Faso telah dijatuhi sanksi oleh Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) dan Uni Afrika (AU) atas pengambilalihan oleh militer. Komunitas internasional dan beberapa pemimpin Afrika telah mengutuk kudeta dan menyerukan kembalinya tatanan konstitusional.
Editor: Umaya Khusniah