Jurnalis Senior AS Ini Sebut Idiot Orang-Orang yang Kaitkan Rusia dengan Kematian Navalny
WASHINGTON DC, iNews.id - Jurnalis senior AS, Tucker Carlson, menyematkan sebutan "idiot" kepada orang-orang yang berpikiran bahwa Pemerintah Rusia ada hubungannya dengan kematian tokoh oposisi Alexei Navalny.
"Mereka (orang-orang yang percaya pihak berwenang Rusia terlibat) adalah orang-orang idiot. Mereka sebenarnya tidak tahu apa-apa, mereka tidak tahu apa-apa," kata Carlson dalam wawancara dengan jurnalis AS, Glenn Beck, Rabu (21/2/2024).
"Mereka adalah orang-orang yang sama yang mengatakan kepada kita bahwa Ukraina akan menang. Benarkah? Rusia punya 100 juta lebih penduduk dan kapasitas industri yang jauh lebih besar (daripada Ukraina). Itu gila. Tidak ada orang di luar Amerika Serikat yang berpikir seperti itu," ujarnya.
Carlson menuturkan, dia tidak tahu apakah Navalny dibunuh atau tidak. Namun, dia merasa tidak tertarik sedikit pun pada kritikus Presiden Rusia Vladimir Putin itu.
Pada Jumat (16/2/2024) lalu, lembaga pemasyarakatan Rusia menyatakan Navalny meninggal di penjara. Mereka juga menyebutkan bahwa penyebab kematiannya masih diselidiki.
Sementara para pejabat tinggi negara-negara Barat, termasuk Wakil Presiden AS Kamala Harris dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, malah dengan mudahnya mengatakan Rusia bertanggung jawab atas kematian Navalny. Kedua pejabat Amerika itu bahkan berjanji mempertimbangkan untuk mengambil tanggapan.
Pada Januari 2021, Navalny ditangkap di Moskow setelah menerima perawatan medis di Jerman atas dugaan keracunan yang dia alami di Siberia. Pada Februari tahun itu, pengadilan mencabut hukuman percobaannya dalam kasus penipuan Yves Rocher 2014 karena beberapa pelanggaran masa percobaan dan menjatuhkan hukuman dua setengah tahun penjara.
Pada Agustus 2023, Navalny dijatuhi hukuman 19 tahun penjara atas tuduhan ekstremisme. Saat itu, Navalny yang berusia 47 tahun sudah menjalani beberapa hukuman karena tuduhan penipuan, penggelapan, penghinaan terhadap pengadilan, dan pelanggaran masa percobaan. Dia mengaku tidak bersalah atas semua tuduhan tersebut.
Editor: Ahmad Islamy Jamil