Kabar Baik, AS Akan Izinkan Masuk Pengguna Vaksin Covid yang Disetujui WHO
WASHINGTON, iNews.id - Amerika Serikat (AS) akan membuka perbatasannya bagi pendatang yang menggunakan vaksin Covid-19 rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pada 20 September lalu Gedung Putih mengumumkan, AS akan mencabut pembatasan perjalanan udara terhadap pendatang dari 33 negara, termasuk China, India, Brasil, serta sebagian negara Eropa yang sudah mendapatkan vaksin penuh. Namun saat itu belum disebutkan pengguna vaksin apa yang diterima masuk.
Seorang juru bicara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan, pemerintah akan mengizinkan pengguna enam vaksin Covid-19 yang mendapat persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) atau terdaftar dalam penggunaan darurat WHO, untuk masuk AS.
"CDC akan merilis panduan dan informasi tambahan saat persyaratan perjalanan dirampungkan," kata juru bicara, dikutip dari Reuters, Sabtu (9/10/2021).
Beberapa negara mendesak pemerintahan Presiden Joe Biden untuk menerima vaksin yang disetujui WHO, karena suntikan yang disetujui FDA tidak banyak digunakan di seluruh dunia.
AS akan menerima pendatang dari 26 negara melalui udara yang sudah mendapatkan vaksin penuh, di antaranya Inggris, Irlandia, China, India, Afrika Selatan, Iran, dan Brasil. Pembatasan yang belum pernah diberlakukan sebelumnya ini melarang warga non-AS dari negara-negara tersebut masuk untuk 14 hari terakhir.
Namun dengan disetujuinya semua vaksin Covid-19 yang masuk daftar WHO, lebih banyak warga asing bisa terbang ke AS mulai November mendatang. CDC akan menyelesaikan dan menerbitkan aturan pelacakan baru bagi pendatang internasional yang akan dikirim ke Gedung Putih pada 15 September untuk ditinjau.
Airlines for America, organisasi perkumpulan penerbangan komersial beranggotakan American Airlines, Delta Air Lines, United Airlines, dan lainnya, menyampaikan rasa senang atas keputusan CDC menambahkan daftar vaksin yang bisa diterima masuk AS.
"Kami berharap bisa bekerja sama dengan pemerintah untuk mengimplementasikan vaksin global dan kerangka pengujian baru pada awal November 2021," kata organisasi.
Editor: Anton Suhartono