Kacau! 7.000 Dokter di Korsel Mogok, Ruang UGD RS Penuh hingga Operasi Dibatalkan
SEOUL, iNews.id - Ribuan dokter di Korea Selatan (Korsel) menggelar aksi mogok kerja, Rabu (21/2/2024), berdampak pada layanan di banyak rumah sakit. Para dokter itu memprotes kebijakan pemerintah yang akan menambah jumlah mahasiswa kedokteran hingga beberapa tahun mendatang.
Ruang-ruang unit gawat darurat (UGD) menjadi penuh karena hanya sedikit tenaga medis yang melayani pasien. Selain itu beberapa rumah sakit besar terpaksa membatalkan jadwal operasi akibat aksi mogok tersebut.
Otoritas Korsel memperingatkan aksi mogok tersebut bisa mengancam nyawa dan keselamatan banyak orang. Oleh karena itu otoritas akan menyelidiki siapa yang bertanggung jawab di balik gerakan mogok ini untuk dimintai pertanggungjawabannya.
“Polisi dan kantor kejaksaan akan berkonsultasi dan mengambil tindakan terhadap kelompok atau individu mana pun yang memimpin aksi kolektif, termasuk penangkapan dan penyelidikan,” kata Menteri Keamanan Korsel, Lee Sang Min, dikutip dari Reuters.
Lima rumah sakit besar di Ibu Kota Seoul harus membatalkan sepertiga hingga setengah jadwal operasi karena tak ada dokter.
Data Kementerian Kesehatan Korsel mengungkap, 7.813 dokter mogok kerja. Mereka dianggap membangkang dengan melanggar perintah untuk tetap bekerja.
Wakil Menteri Kesehatan Park Min Soo mendesak para dokter untuk memprioritaskan pasien ketimbang aksi mogok ini.
“Panggilan dasar para profesional medis adalah untuk melindungi kesehatan dan nyawa orang dan tindakan kelompok apa pun yang mengancam tidak dapat dibenarkan,” katanya.
Pemerintah Korsel menambah penerimaan mahasiswa fakultas kedokteran menjadi 5.000 pada tahun pendidikan 2025 dengan tujuan mengisi kekosongan tenaga medis di daerah terpencil. Itu berarti meningkat 2.000 mahasiswa dibandingkan saat ini yakni 3.000 per tahun. Selain itu Korsel akan menambah 10.000 lagi pada 2035.
Para dokter koas menilai saat ini Korsel sudah memiliki cukup dokter. Anggaran yang ada lebih baik dialihkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kondisi kerja yang lebih baik, terutama bagi para dokter spesialis di bidang-bidang tertentu seperti anak dan kebidanan.
Editor: Anton Suhartono