Kasus Harian Baru Covid-19 Sampai Ribuan, RS di Panama Tak Sanggup Tampung Pasien
PANAMA CITY, iNews.id - Panama menghadapi permasalahan pelik dalam penanganan Covid-19, kasus baru yang terus muncul tiap hari membuat rumah sakit kehabisan ruang perawatan serta banyak tenaga medis yang hampir menyerah.
Panama mencatatkan lonjakan kasus baru Covid-19 dari 200 kasus menjadi lebih dari 1.100 infeksi baru per hari dalam kurun waktu sepekan. Situasi ini memaksa otoritas kesehatan berpacu dengan waktu mengusahakan ruang perawatan baru, sebab banyak rumah sakit mengalami kepadataan pasien luar biasa.
Dilansir AFP, Sabtu (11/7/2020), otoritas berwenang menyulap pusat-pusat pertemuan yang ada di sejumlah kota besar Panama sebagai ruang perawatan darurat.
"Angka harian pasien baru Covid-19 kami terus meningkat sampai melewati 1.000 kasus," kata Domingo Moreno, Kepala ICU Rumah Sakit Arias Madrid di Panama City.
"Tidak ada rumah sakit yang dapat menampung jumlah tersebut," lanjutnya.
Berdasarkan data terbaru yang dilansir WHO, Panama mencatat lebih dari 43.257 kasus Covid-19 dengan jumlah kematian 863. Jumlah tersebut diprediksi masih akan terus bertambah. Jika situasi tersebut tak segera terkendali, maka pekan mendatang setiap pasien harus masuk daftar tunggu untuk mendapat perawatan.
"Dalam dua pekan kedepan kami mungkin tidak akan memiliki lagi tempat tidur kosong," ujar Domingo Moreno, Koordinator Koalisi Serikat Pekerja Kesehatan.
Permasalahan lain yang dihadapi Panama adalah perbandingan tenaga medis dengan jumlah pasien yang harus mendapatkan perawatan intensif. Dari laporan otoritas resmi hampir 20.000 orang berada di rumah atau hotel untuk melakukan isolasi, sedangkan 1.000 orang lainnya berada di rumah sakit, 159 diantaranya harus dirawat di instalasi gawat darurat.
Otoritas memperkirakan bahwa setiap 100 orang terinfeksi, 20 di antaranya harus dibawa ke rumah sakit. Ini berarti rata-rata ada 200 orang dirujuk ke rumah sakit tiap harinya dan 50 dari mereka harus masuk ke unit perawatan intensif.
"Ini melelahkan, terkadang kami harus kembali lagi malam hari untuk bertugas. Tetapi, ya kami lakukan saja," ujar Giselle Sanchez, dokter yang menangani pasien Covid-19.
Selain dihantui kelelahan, para tenaga medis di Panama juga diselimuti kekhawatiran ikut tertular Covid-19. Ini disebabkan mereka tidak didukung stok alat pelindung diri (APD) yang mencukupi. Fakta ini mendorong tenaga kesehatan melakukan unjuk rasa pekan kemarin menuntut pemerintah segera memenuhi kebutuhan APD.
Editor: Arif Budiwinarto