DHAKA, iNews.id – Kebakaran besar menghanguskan ratusan rumah di kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh, Senin (22/3/2021) malam. Akibatnya sejumlah pengungsi tewas.
Saat ini, pihak berwenang setempat sedang melakukan penyelidikan, dan mencari lebih banyak korban meninggal dunia.
Israel Berencana Serang Iran Lagi, Siap Beberkan Pengarahan kepada Trump
Kobaran api besar yang disertai kepulan asap hitam membakar rumah-rumah di kamp pengungsian Balukhali, dekat Kota Cox's Bazar, Bangladesh. Polisi sejauh ini baru mengonfirmasi dua kematian setelah jenazah korban ditemukan.
Sementara, para saksi mata yang juga pengungsi mengatakan, lebih dari dua orang orang tewas dalam kobaran api namun belum ditemukan. Organisasi kemanusiaan Refugees International (RI), memperkirakan 50.000 pengungsi kehilangan tempat berlindung.
Muslim Rohingya Dukung Demo Tolak Kudeta Mynamar dari Kamp Pengungsian Bangladesh
“Penyebab kebakaran hingga Selasa masih belum diketahui. Pihak berwenang sedang menyelidiki untuk menentukan penyebab kebakaran ini,” kata Zakir Hossain Khan, pejabat senior Kepolisian Kota Cox's Bazar, dikutip Reuters, Selasa (23/3/2021).
Beberapa saksi mata mengatakan, pagar kawat berduri di sekitar kamp membuat banyak korban terjebak saat kebakaran terjadi. Hingga kini belum diketahui tingkat kerusakan di lokasi yang menampung lebih dari satu juta pengungsi Rohingya itu.
Muslim Rohingya Tolak Dipulangkan ke Myanmar Pascakudeta Militer: Bagaimana Mungkin Kami Aman
“Banyak anak hilang, dan beberapa korban tidak dapat melarikan diri karena kawat berduri dipasang di kamp,” kata salah satu saksi mata.
Kudeta Militer Myanmar, PBB Khawatir Muslim Rohingya Makin Tertindas
Perwakilan organisasi hak asasi Fortify Rights, John Quinley, mengatakan pagar kawat berduri juga menghambat distribusi bantuan kemanusiaan dan layanan vital di kamp-kamp itu. Pihaknya telah lama meminta otoritas setempat untuk membongkar penghalang tersebut.
“Sekarang malah terjadi kebakaran besar di sana, termasuk kebakaran besar pada Januari lalu. Pihak berwenang harus melakukan penyelidikan atas penyebab kebakaran tersebut,” ujar Quinley.
Sebagian besar kelompok Rohingya di kamp-kamp itu melarikan diri dari Myanmar pada 2017, di tengah serangan brutal oleh pimpinan militer negara itu terhadap kaum minoritas yang menurut para penyelidik PBB memiliki unsur genosida.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku