Kecaman Pasca-Penyerbuan Rumah Sakit Al Shifa
Reporter Fox News Trey Yingst, yang ikut memasuki Rumah Sakit Al Shifa bersama tentara Israel serta juga ikut membuat film, menyatakan dalam posting-annya di X-nya, tentara tidak menunjukkan terowongan yang dikatakan ada di bawah rumah sakit, tapi justru senjata dan peralatan militer sebagai barang bukti.
"Kiranya, Israel sendiri yang menyiapkan dan memberikan bukti itu" katanya.
Berbicara kepada Anadolu (AA), Bergusi juga mengatakan, tentara Israel tidak menemukan apa pun di Rumah Sakit Al Shifa.
Dia mengatakan setelah penggerebekan di rumah sakit, yang mereka temukan hanyalah Kalashnikov dan laptop yang mungkin mereka telah lebih dulu taruh di sana. Bergusi sungguh tidak memercayai mereka.
Bergusi menambahkan, berkali-kali Israel mengklaim bahwa rumah sakit tersebut adalah markas Hamas, markas Hamas, markas Hamas, namun tidak ada informasi lengkap tentang klaim tersebut dan dia mengatakan, “Ada pejuang yang menahan tawanan di dalam gedung, tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan para tawanan itu".
Menurut Bergusi, semua amunisi militer disimpan di sana dan setelah 18 jam, baru mereka menunjukkan laptop, sepatu, dan Kalashnikov.
"Saya yakin mereka sendiri yang telah menaruhnya di sana," katanya.
Bergusi juga mengatakan, Rumah Sakit Al Shifa selalu menginginkan dan meminta komisi internasional untuk datang dan memeriksa serta mengidentifikasi tempat tersebut agar dunia tahu tentang kebenaran. Namun Israel tidak pernah mau menerima masuknya pengamat internasional.
Dia mengatakan banyak yang berpendapat, tujuan Israel bukanlah perang melawan target militer, sebaliknya, sasaran mereka adalah warga sipil yaitu populasi di sini.
"Kami melihat pembantaian terhadap warga sipil. Mereka menghancurkan rumah-rumah penduduk. Mereka membunuh anak-anak dan perempuan, 6.000 sampai 8.000 terbunuh, ini tidak bisa diterima," katanya.
Sementara itu Channel 13 melaporkan, ini benar-benar bencana, aib, bagi intelijen. Ini bukan hanya kegagalan intelijen Israel, tapi juga kegagalan intelijen Amerika Serikat.
"Perwakilan Dewan Keamanan Nasional AS telah terus-menerus mengulangi kebohongan atas tuduhan Israel," isi laporan.
Dalam posting-an di akun media sosial, Bulan Sabit Merah Palestina juga menyebutkan, tentara Israel terbukti telah menghalangi ambulans yang berusaha mencapai lokasi keadaan darurat di Kota Jenin, Tepi Barat.
Menurut video tersebut, petugas kesehatan diadang oleh pasukan Israel dan dipaksa keluar dari ambulans. Para petugas kesehatan dikeluarkan secara paksa dari ambulans, diperintah untuk berjalan menuju kendaraan lapis baja oleh pasukan Israel sambil mengangkat tangan.
Bulan Sabit Merah Palestina menyatakan, pasukan Israel telah mempermalukan petugas kesehatan dengan dipaksa keluar dari ambulans, dipaksa berlutut. Setelah itu mereka menggeledah ambulans.