Kecelakaan di Jepang, 5 Mayat Awak Pesawat Militer AS Osprey Ditemukan

TOKYO, iNews.id - Sebanyak lima awak pesawat militer Amerika Serikat (AS) Osprey sudah ditemukan, Senin (4/12/2023). Masih ada dua awak lagi yang hilang.

Melansir dari Naver, Osprey jatuh di Laut Barat Daya Jepang 29 November lalu. Tim penyelam AS dan Jepang berhasil menemukan mayat awak pesawat Osprey beserta puing-puingnya di laut dekat Yakushima, yang terletak utara Amami Oshima, Prefektur Kagoshima, Kyushu.

Baca Juga

UNIFIL Ungkap Israel Bangun Tembok Beton yang Melintasi Wilayah Lebanon, Blokir Akses Warga

Militer AS menyatakan mereka saat ini sedang melakukan upaya untuk mengidentifikasi jenazah tersebut, tapi identitasnya belum dapat dikonfirmasi. 

Sebelumnya, satu awak kapal sudah ditemukan tewas. Militer AS dan Jepang terus berupaya dengan operasi pencarian skala besar, termasuk melibatkan kapal induk bertenaga nuklir Carl Vinson dari militer AS.

Baca Juga

Pesawat Militer AS Osprey Jatuh di Laut Jepang, 1 Jenazah Ditemukan

Pesawat Osprey AS tersebut jatuh saat dalam penerbangan dari Pangkalan Iwakuni, Prefektur Yamaguchi, di bagian barat Honshu, menuju Pangkalan Kadena, Prefektur Okinawa. Saat kecelakaan terjadi, kondisi cuaca di sekitar Yakushima dikabarkan cerah dan angin tidak begitu kencang.

Jepang sudah mendesak AS untuk menghentikan operasional non-darurat semua V-22 Osprey terkait jatuhnya pesawat tersebut ke laut. 

Baca Juga

Pesawat Militer AS Bawa 8 Orang Jatuh ke Laut Jepang, Sempat Terbakar di Udara

Jepang juga akan mengandangkan semua pesawat militer tersebut setidaknya sampai hasil penyelidikan mengenai penyebab kecelakaan diketahui.

Angkatan Udara AS menyatakan, penyebab jatuhnya pesawat yang sedang menjalankan latihan rutin itu belum diketahui pasti. Saksi melihat mesin sebelah kiri pesawat berbaling-baling unik itu sempat terbakar kemudian jatuh ke laut. Pesawat itu tampaknya sedang berusaha mendarat darurat di Pulau Yakushima. Saat kejadian, cuaca di lokasi cerah dan angin tak bertiup kencang.

Pencarian korban saat ini masih menjadi fokus militer AS yang dibantu otoritas Penjaga Pantai Jepang.

Editor: Muhammad Fida Ul Haq