Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Presiden Prabowo Lepas Kontingen Indonesia untuk SEA Games 2025: Berikan yang Terbaik!
Advertisement . Scroll to see content

Kekuatan Militer Thailand Jauh di atas Kamboja, Apa yang Terjadi jika Konflik Panjang?

Sabtu, 26 Juli 2025 - 03:01:00 WIB
Kekuatan Militer Thailand Jauh di atas Kamboja, Apa yang Terjadi jika Konflik Panjang?
Konflik bersenjata Thailand dan Kamboja kembali memuncak pada Kamis (24/7), memunculkan pertanyaan besar, jika perang meluas, siapa yang unggul (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

BANGKOK, iNews.id – Konflik bersenjata antara Thailand dan Kamboja di perbatasan kembali memuncak pada Kamis (24/7/2025), memunculkan pertanyaan besar, jika perang meluas, seberapa besar ketimpangan kekuatan militer akan memengaruhi hasilnya? 

Fakta menunjukkan anggaran pertahanan Thailand mencapai hampir lima kali lipat daripada Kamboja. Apakah ini berarti Thailand pasti unggul?

Thailand Unggul di Segala Matra

Dari sisi angka, Thailand memang jauh lebih dominan. Anggaran pertahanan mereka pada 2024 mencapai 5,73 miliar dolar AS, dibandingkan 1,3 miliar dolar AS milik Kamboja. Ketimpangan ini berdampak langsung pada jumlah personel, kualitas persenjataan, dan kecanggihan teknologi militer.

  • Personel aktif Thailand: 360.000
  • Personel aktif Kamboja: 124.300

Dominasi Thailand tampak di seluruh matra: darat, laut, dan udara. Thailand memiliki 400 tank tempur, 1.200 kendaraan lapis baja, dan 2.600 unit artileri. Bandingkan dengan Kamboja yang hanya mengoperasikan 200 tank dan 480 artileri.

Langit Dikuasai Thailand

Salah satu keunggulan paling mencolok Thailand adalah pada angkatan udara. Dengan lebih dari 100 jet tempur modern, termasuk 28 unit F-16 dan 11 unit Gripen, Thailand memiliki kendali penuh atas wilayah udara jika konflik berkepanjangan.

Sebaliknya, Kamboja bahkan tidak memiliki jet tempur, hanya mengandalkan helikopter Mi-17 dan Z-9 untuk transportasi dan misi serba guna.

Dalam konflik terbaru, jet tempur Thailand diketahui menyerang posisi militer Kamboja, sementara Kamboja hanya bisa merespons dengan roket Grad, senjata artileri darat yang jangkauannya terbatas dan tidak presisi. Selain itu Kamboja tak memiliki sistem pertahanan udara yang mumpuni untuk melumpuhkan jet-jet tempur Thailand.

Kekuatan Laut Juga Jomplang

Ketimpangan serupa juga terlihat di angkatan laut. Thailand memiliki satu kapal induk, tujuh fregat, dan 68 kapal patroli, sementara Kamboja hanya mengoperasikan 13 kapal patroli dan satu kapal pendarat.

Korps marinir Thailand juga jauh lebih besar, dengan 23.000 personel dibandingkan 1.500 marinir Kamboja. Armada amfibi dan drone laut Thailand memungkinkan mereka melakukan serangan dari berbagai lini, kemampuan yang tidak dimiliki Kamboja sama sekali.

Jika Perang Skala Penuh Pecah, Siapa yang Menang?

Secara matematis dan logistik, Thailand memiliki potensi untuk memenangkan perang konvensional dalam waktu relatif singkat, apalagi dengan dukungan sistem senjata dan pelatihan yang terstandarisasi NATO karena hubungan erat dengan Amerika Serikat.

Namun, kemenangan militer tidak selalu berarti stabilitas. Kamboja memiliki keunggulan geografis di wilayah perbatasan yang terjal dan berhutan, yang bisa dimanfaatkan untuk perang gerilya. Konflik asimetris seperti ini dapat menyulitkan pasukan reguler Thailand jika perang berlangsung lama dan berpindah ke medan sulit.

Risiko Perang: Biaya Sosial dan Politik

Meski unggul dalam kekuatan, Thailand tetap menghadapi risiko besar bila konflik berlanjut:

  • Korban sipil: Dalam insiden terakhir saja, 14 dari 15 korban tewas di pihak Thailand, berdasarkan data hingga Jumat malam, adalah warga sipil.
  • Ekonomi dan diplomasi: Perang terbuka dengan negara tetangga bisa menimbulkan tekanan internasional dan mengganggu stabilitas regional ASEAN.
  • Ancaman perang gerilya: Kamboja bisa menyeret konflik ke perang jangka panjang dengan strategi bertahan.

Anggaran dan kekuatan militer Thailand memang jauh lebih besar dibandingkan Kamboja. Namun, jika perang berlanjut ke skala penuh, kemenangan cepat bukan hal yang pasti. Faktor medan, dukungan rakyat, serta tekanan internasional bisa menjadi penentu utama.

Perang bukan hanya soal siapa yang lebih kuat, tetapi juga siapa yang paling siap menghadapi konsekuensinya. Dengan kekuatan militer lima kali lipat, Thailand berada di atas angin, namun sejarah mengajarkan, konflik di Asia Tenggara tak pernah sesederhana itu.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut