Kemarau Ekstrem 6 Tahun, Maroko Siapkan Proyek Desalinasi Air Laut
RABAT, iNews.id - Sektor pertanian di Maroko terdampak kemarau ekstrem yang terjadi selama enam tahun berturut-turut. Maroko menyiapkan proyek desalinasi air laut, untuk mengubah air asin menjadi air tawar.
"Kami telah memasuki fase kritis setelah enam tahun berturut-turut mengalami kekeringan yang belum pernah dialami negara kami sebelumnya," ujar Menteri Peralatan dan Air Maroko Nizar Baraka seperti dikutip dari Africanews, Minggu (24/12/2023).
Curah hujan telah turun sebanyak 67 persen dalam beberapa bulan terakhir dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Di Maroko, pertanian menyerap sepertiga dari jumlah penduduk usia kerja dan menyumbang 14 persen dari total ekspor negara.
Kekurangan air di Maroko semakin diperparah oleh kenaikan suhu, yang meningkatkan penguapan air dari bendungan. Kementerian Pertanian memperkirakan kenaikan suhu rata-rata sebesar 1,3 derajat Celsius pada tahun 2050.
Danau di Maroko tersebut saat ini hanya terisi 23,5 persen, dibandingkan dengan 31 persen pada waktu yang sama tahun lalu. Situasi itu dinilai sangat berbahaya.
"Harapan kami tinggi untuk tiga bulan mendatang, yang (biasanya) merupakan bulan paling hujan di negara kami," katanya.
Jika harapan tersebut tidak terpenuhi, otoritas setempat di beberapa wilayah harus mematikan pasokan air, biasanya pada malam hari.
Dalam menghadapi tekanan air yang semakin meningkat, pemerintah mengandalkan proyek desalinasi air laut, seperti yang dijadwalkan akan dimulai pembangunannya bulan depan di Casablanca.
Hingga akhir 2027, Maroko berencana membangun tujuh pabrik desalinasi dengan kapasitas total 143 juta meter kubik per tahun.
Saat ini, terdapat 12 pabrik desalinasi di negara ini, dengan kapasitas total 179,3 juta meter kubik per tahun.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq