Kematian Keluarga di Kalideres, Mirip Apokaliptik yang Tewaskan 900-an Pengikut Sekte di Guyana?
JAKARTA, iNews.id - Tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat diduga lantaran mereka menganut sekte tertentu. Munculnya dugaan ini seperti membuka kembali ingatan sejarah tentang bunuh diri massal yang melibatkan 900 orang di Guyana pada 1978 dan disebut Apokaliptik.
Saat itu, di Janestown, 18 November 1978, petugas menemukan lebih dari 900 orang Amerika meninggal setelah minum racun. Mereka merupakan anggota kelompok agama yang awalnya berbasis di San Francisco yang disebut Peoples Temple.
Dalam penyelidikan, diketahui mereka nekat menenggak racun atas desakan pemimpin mereka, Pendeta Jim Jones. Lokasi bunuh diri masal berada di permukiman hutan Amerika Selatan yang terpencil.
Dari foto-foto yang beredar, tubuh ratusan orang, termasuk anak-anak, berbaring telungkup di rerumputan.
Sementara itu, Jim Jones merupakan pendeta kulit putih. Dia mengkhotbahkan ide-ide sosialis dan progresif yang tidak konvensional. Sementara, mayoritas para pengikutnya didominasi Afrika-Amerika.
Pada 1970-an, Peoples Temple diperkirakan memiliki ribuan anggota. Bahkan, kelompok ini didekati oleh politisi lokal di San Francisco, termasuk Harvey Milk.
Tetapi pada tahun 1977, Jones menjadi paranoid akibat perhatian media atas aktivitas mencurigakan Kuil. Akhirnya, dia dan banyak pengikutnya pindah ke permukiman pertanian Jonestown di Guyana, negara terpencil di timur Venezuela.
Kekhawatiran atas kesejahteraan orang-orang di perkemahan hutan mendorong anggota Kongres AS, Leo Ryan untuk mengunjungi Jonestown pada November 1978. Setelah memeriksa permukiman tersebut, Ryan justru ditembak mati bersama empat orang lainnya oleh orang-orang bersenjata Peoples Temple di lapangan terbang.
Setelah pembunuhan itu, Pendeta Jones memerintahkan para pengikutnya untuk meminum minuman yang mengandung sianida. Korban dimulai dari anak-anak terlebih dahulu.
Secara keseluruhan, ada lebih dari 900 orang yang tewas di Jonestown, termasuk Jim Jones. Dia ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala.
Ada spekulasi bahwa dia mungkin telah mengambil nyawanya sendiri, atau perawatnya Annie Moore yang menembaknya dengan fatal sebelum akhrinya bunuh diri dengan cara yang sama.
Puluhan tahun kemudian, peristiwa yang terkenal dan mengerikan itu terus diabadikan dalam berbagai buku, artikel, dan dokumenter.
Kematian satu keluarga di Kalideres masih menyisakan tanda tanya besar. Apakah mereka sengaja mengakhiri hidup lantaran menjadi anggota sekte tertentu?
Pasalnya, sampai saat ini, belum diketahui pasti penyebab kematian mereka. Begitu pun benar tidaknya informasi tentang dugaan mereka sengaja bunuh diri, polisi masih terus menggelar penyidikan.
Editor: Umaya Khusniah