Kembali Bela China, WHO: Covid-19 Berasal dari Hewan dan Bukan dari Laboratorium
JENEWA, iNews.id – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan seluruh bukti yang ada sejauh ini menunjukkan bahwa virus corona jenis baru (Covid-19) memang berasal dari hewan liar yang diperjualbelikan di China akhir tahun lalu. Badan PBB itu yakin, virus tersebut tidak dimanipulasi atau diproduksi di laboratorium.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pekan lalu menyatakan, pemerintahnya berusaha menyelediki apakah virus tersebut berasal dari laboratorium di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, tempat pandemi virus corona pertama kali muncul pada Desember 2019.
“Semua bukti yang ada menunjukkan bahwa virus tersebut berasal dari hewan dan tidak dimanipulasi atau dibangun di laboratorium atau di tempat lain. Kemungkinan besar, kemungkinan virus itu berasal dari hewan,” ujar Juru Bicara WHO, Fadela Chaib, dalam jumpa pers di Jenewa, Swiss, Selasa (21/4/2020).
Tidak jelas, kata Chaib, bagaimana virus itu melompati penghalang dari spesies ke manusia. Akan tetapi, tentu saja ada inang hewan perantara. “Kemungkinan besar virus itu memiliki wadah ekologis pada kelelawar, tetapi bagaimana virus beralih dari kelelawar ke manusia masih harus dilihat dan ditemukan,” ucapnya.
Dia tidak menanggapi permintaan untuk menjelaskan apakah ada kemungkinan virus tersebut lolos dari laboratorium secara tidak sengaja. Institut Virologi Wuhan telah menepis desas-desus bahwa pihaknya menyintesis virus atau membiarkannya bocor hingga menyebar menjadi pandemi seperti sekarang.
Saat ditanya tentang dampak keputusan Trump pekan lalu untuk menunda pendanaan ke badan PBB atas penanganan pandemi virus corona, Chaib mengatakan bahwa WHO masih dalam mengamati perkembangan situasi global. “Kami masih menilai situasi tentang pengumuman oleh Presiden Trump dan kami akan menilai situasinya dan kami akan bekerja dengan mitra kami untuk mengisi celah apa pun.,” tuturnya.
“Sangat penting untuk melanjutkan apa yang kita lakukan tidak hanya untuk Covid-19 tetapi untuk banyak, banyak, banyak, banyak program kesehatan lainnya,” katanya.
Menurut dia, WHO memiliki 81 persen pendanaan untuk dua tahun ke depan pada akhir Maret, mengacu pada anggaran dua tahunan senilai 4,8 miliar dolar AS. AS adalah donor terbesar badan yang bermarkas di Jenewa itu. Kontributor besar lainnya adalah Gates Foundation (yayasan milik triliuner Bill Gates) dan Inggris.
Editor: Ahmad Islamy Jamil