TUNIS, iNews.id – Kemelut politik melanda Tunisia. Presiden Kais Saied memutuskan untuk membekukan parlemen dan memecat Perdana Menteri Hicham Mechichi dari jabatannya, menyusul protes massal di beberapa kota di negara itu.
Tak hanya itu, Saied juga menangguhkan kekebalan politik semua anggota dewan. Sang kepala negara menyatakan, dia akan menjadi presiden otoritas eksekutif dengan bantuan perdana menteri baru.
Presiden Sudan Selatan Tiba-tiba Pecat Wakil Presiden dan Cabut Pangkat Jenderalnya
Sejumlah aparat keamanan Tunisia terluka pada Minggu (25/7/2021) ketika pengunjuk rasa yang murka membakar kendaraan lapis baja dalam bentrokan di Kota Sfax. Di saat yang bersamaan, massa demonstran juga menyerbu markas besar partai Islam Tunisia, Ennahda, di Tozeur, Kairouan, dan Sousse.
Banyak warga Tunisia menganggap Ennahda bertanggung jawab atas memburuknya kondisi ekonomi, sosial, dan kesehatan negara Afrika Utara itu. Partai tersebut dianggap gagal mengelola urusan negara sejak berkuasa pada 2011.
Pasukan Keamanan Tunisia Bunuh 5 Militan di Pegunungan Perbatasan Aljazair
Seorang tokoh terkemuka Ennahda, Noureddine el-Beheiry, mengkritik saluran berita Alarabiyah dan Alhadath atas liputan aksi protes yang sedang berlangsung di Tunisia. Dia juga menyebut para pendukung Presiden Kais Saied akan “membayar harga mahal” atas kekacauan politik yang terjadi.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku