Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Jet-Jet Tempur F-16 Thailand Hancurkan 6 Kasino dan Markas Jaringan Penipuan Kamboja
Advertisement . Scroll to see content

Kenapa Thailand Tak Ingin Negara di Luar ASEAN Tengahi Konflik dengan Kamboja

Sabtu, 26 Juli 2025 - 06:38:00 WIB
Kenapa Thailand Tak Ingin Negara di Luar ASEAN Tengahi Konflik dengan Kamboja
Thailand menegaskan tak ingin ada negara lain di luar ASEAN terlibat perundingan (Foto: Thai PBS)
Advertisement . Scroll to see content

BANGKOK, iNews.id – Di tengah meningkatnya eskalasi konflik bersenjata dengan Kamboja, Thailand menyatakan kesiapannya untuk berdamai. Namun, di balik kesiapan itu, Thailand menegaskan negosiasi harus dilakukan secara bilateral atau melalui mekanisme ASEAN, bukan lewat campur tangan negara-negara besar di luar kawasan.

Pernyataan ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikorndej Balankura, yang menyebut bahwa Malaysia, sebagai Ketua ASEAN tahun 2025, adalah mediator paling sesuai bila pihak ketiga harus dilibatkan.

Fokus pada Mekanisme ASEAN

"Jika kita akan membahas siapa pun yang akan turun tangan dan membantu, negara-negara di ASEAN akan paling cocok untuk melakukan upaya ini," ujar Nikorndej, dalam wawancara dengan Al Jazeera, Jumat (25/7/2025).

Menurut dia, ASEAN adalah rumah bersama, dan penyelesaian konflik internal kawasan sebaiknya tidak melibatkan kekuatan eksternal seperti Amerika Serikat atau China yang juga menawarkan diri sebagai mediator.

Sikap ini mencerminkan prinsip utama diplomasi Thailand, yaitu menghindari campur tangan asing dalam urusan regional, yang dikhawatirkan dapat membawa kepentingan geopolitik global ke dalam konflik lokal.

Mengapa Menolak Negara Luar ASEAN?

Ada beberapa alasan utama mengapa Thailand enggan menerima mediasi dari negara di luar ASEAN:

  • Menjaga Netralitas Regional: ASEAN selama ini dikenal dengan prinsip "non-interference" dan solusi berbasis konsensus. Melibatkan kekuatan besar seperti AS atau China bisa membuka celah bagi pengaruh luar dalam dinamika kawasan.
  • Mencegah Polarisasi Politik: Dalam konteks geopolitik saat ini, keterlibatan negara besar bisa memperkeruh suasana. Thailand khawatir konflik lokal bisa dimanfaatkan sebagai ajang perebutan pengaruh antara blok-blok global.
  • Menjaga Kedaulatan: Konflik ini menyangkut perbatasan dan kedaulatan. Thailand ingin memastikan bahwa penyelesaiannya tidak dikendalikan atau dipengaruhi oleh agenda eksternal.

Buka Pintu Diplomasi, tapi...

Thailand menegaskan pintu dialog tetap terbuka, namun menginginkan pendekatan yang terkontrol dan bertahap.

Nikorndej menekankan penyelesaian bilateral lebih ideal, dengan prasyarat penghentian kekerasan di garis perbatasan oleh Kamboja.

“Kami tetap pada sikap bahwa mekanisme bilateral adalah jalan keluar terbaik. Ini adalah konfrontasi antara dua negara,” katanya.

Namun jika upaya bilateral menemui jalan buntu, Thailand menyatakan siap menerima mediasi Malaysia sebagai ketua ASEAN.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim sebelumnya telah berbicara langsung dengan PM Kamboja Hun Manet dan penjabat PM Thailand Phumtham Wechayachai untuk mendorong gencatan senjata.

Respons Internasional dan Jalur ASEAN

Langkah Prancis, AS, dan China yang menawarkan mediasi menunjukkan bahwa konflik ini mulai menarik perhatian dunia. Namun bagi Thailand, menyerahkan penyelesaian kepada ASEAN adalah cara terbaik untuk menjaga stabilitas dan legitimasi regional.

"Thailand menghargai semua perhatian internasional, tetapi prioritas kami tetap pada solusi regional dan bilateral," kata Nikorndej.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut