Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Hong Kong hingga Korea Selatan Makin Ramah Muslim Traveler, Ini Faktanya! 
Advertisement . Scroll to see content

Keren, Profesor Ini Ubah Tinja Jadi Sumber Listrik

Minggu, 11 Juli 2021 - 08:38:00 WIB
Keren, Profesor Ini Ubah Tinja Jadi Sumber Listrik
Cho Jae-weon berdiri di samping tangki tinja di laboratorium di Ulsan, Korea Selatan, 6 Juli 2021. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

ULSAN, iNews.id - Seorang profesor teknik perkotaan dan lingkungan di Institut Sains dan Teknologi Nasional Ulsan (UNIST) Korea Selatan mengubah kotoran manusia menjadi listrik dan memberi daya pada sebuah bangunan.

Cho Jae-weon telah merancang toilet ramah lingkungan. Kerennya, toilet ini terhubung ke laboratorium untuk mengolah kotoran menjadi biogas dan pupuk kandang.

Toliet tersebut diberi nama BeeVi yang merupakan gabugan dari kata lebah (bee) dan penglihatan (vision). Cara kerjanya, toilet ini menggunakan pompa vakum untuk mengirim kotoran ke tangki bawah tanah. Hal ini dapat menghemat penggunaan air.

Selanjutnya, mikroorganisme akan segera memecah limbah menjadi metana. Gas ini akan menjadi sumber energi untuk bangunan, menyalakan kompor gas, ketel air panas, dan sel bahan bakar oksida padat.

"Kotoran memiliki nilai yang berharga untuk dijadikan energi dan pupuk. Saya telah memasukkan nilai ini ke dalam sirkulasi ekologis," kata Cho.

Dilansir dari Reuters, insinyur lingkungan itu mengatakan, rata-rata orang buang air besar sekitar 500 gram sehari. Dari jumlah tersebut dapat diubah menjadi 50 liter gas metana. 

Gas ini dapat menghasilkan listrik 0,5kWh atau digunakan untuk menggerakkan mobil sejauh sekitar 1,2 km (0,75 mil).

Selain itu, Cho juga telah merancang mata uang virtual yang disebut Ggool, yang berarti madu dalam bahasa Korea. Setiap orang yang menggunakan toilet ramah lingkungan mendapatkan 10 Ggool sehari.

Mahasiswa dapat menggunakan mata uang tersebut untuk membeli barang-barang di kampus. Mulai dari kopi yang baru diseduh hingga mi instan, buah-buahan dan buku. Para siswa dapat mengambil produk yang mereka inginkan di toko dan memindai kode QR untuk membayar dengan Ggool.

"Saya pernah berpikir kotoran itu kotor, tetapi sekarang itu merupakan harta yang sangat berharga bagi saya. Dengan kotoran itu, saya bisa beli buku yang saya mau," kata mahasiswa pascasarjana Heo Hui-jin di pasar Ggool. 

Editor: Umaya Khusniah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut