SINGAPURA, iNews.id - Pada 2018, migrain menyebabkan kerugian hingga sekitar Rp 10,6 triliun di Singapura, demikian ungkap sebuah studi. Kerugian akibat hilangnya produktivitas kerja mencapai 80 persen, dan 20 persen disebabkan oleh biaya perawatan kesehatan.
Orang yang menderita sakit kepala kronis ini juga kehilangan rata-rata 9,8 hari kerja dalam satu tahun. Sementara bagi mereka yang memutuskan untuk terus bekerja, gejala ini sangat mengurangi kemampuan untuk menyelesaikan tugas, ini berarti hilangnya produktivitas kerja sebanyak 7,4 hari dalam setahun.
Lavrov: Rusia Sedang Kerjakan Perintah Putin Tentang Uji Senjata Nuklir
Migrain berkembang melalui beberapa tahap. Gejalanya termasuk sembelit, lekas marah, dan gangguan visual, sebelum benar-benar mengalami sakit kepala.
Gejala ini berlangsung antara empat hingga 72 jam, sebagian besar memengaruhi mereka yang berada pada kelompok usia 30 hingga 40 tahun. Migrain juga lebih sering terjadi pada perempuan dewasa ketimbang laki-laki karena adanya faktor perubahan hormon.
Lebih dari 600 pekerja penuh waktu Singapura yang menderita migrain disurvei secara online untuk penelitian dengan judul Beban Ekonomi Akibat Migrain di Singapura, yang dilakukan oleh Duke-NUS Medical School dan perusahaan farmasi Novartis.
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku