Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : 5 Buronan asal Sri Lanka Ditangkap di Jakarta, Penjahat yang Ditakuti di Negaranya
Advertisement . Scroll to see content

Kerusuhan Antaragama, Sri Lanka Umumkan Kondisi Darurat

Selasa, 06 Maret 2018 - 16:57:00 WIB
Kerusuhan Antaragama, Sri Lanka Umumkan Kondisi Darurat
Rumah warga hancur akibat kerusuhan di Kandy, Sri Lanka (Foto: Indian Express)
Advertisement . Scroll to see content

KOLOMBO, iNews.id – Pemerintah Sri Lanka, Selasa (6/3/2018), mengumumkan kondisi darurat nasional menyusul kerusuhan antara pemeluk Budha dari etnis Sinhale dengan Muslim. Kerusuhan ini menewaskan dua orang.

Selain itu puluhan masjid, rumah, toko dihancurkan dan dibakar.

“Menteri kabinet memutuskan mengambil rindakan keras, termasuk memberlakukan kondisi darurat nasional selama 10 hari,” kata Menteri Perencanaan Kota Rauff Hakeem, dikutip dari AFP.

Pemerintah mengirim pasukan dan polisi unit khusus ke Distrik Kandy yang merupakan pusat kerusuhan setelah toko-toko milik Muslim dibakar. Polisi juga memberlakukan jam malam di distrik itu.

Dengan diberlakukannya kondisi darurat, polisi bisa menangkap siapa saja yang dianggap sebagai biang rusuh. Pemerintah juga akan memantau media sosial, terutama Facebook, untuk mencari akun yang menyebarkan kebencian serta memprovokasi.

Bentrokan semakin tak bisa dihindari setelah jasad seorang Muslim ditemukan di antara abu dan reruntuhan bangunan rumah yang hangus terbakar di Kandy. Ini merupakan peristiwa berdarah berlatar belakang agama untuk pertama kali di Sri Lanka sejak 9 tahun terakhir.

Hakeem mengatakan, meski kondisi darurat berlaku secara nasional, namun kerusuhan terpusat di Kandy. Rumah-rumah warga Muslim, pusat bisnis, dan masjid-masjid hancur diserang dan dibakar oleh etnis Sinhale.

Sinhale merupakan etnis Budha mayoritas di Sri Lanka. Sekitar 75 persen dari total 21 juta penduduk Sri Lanka merupakan etnis Sinhale. Sedangkan jumlah Muslim hanya 10 persennya.

Sebenarnya kerusuhan antaragama di distrik ini sudah berlangsun bertahun-tahun. Ditambah lagi, para pemeluk Budha tak suka dengan kehadiran pencari suaka dari etnis Rohingya, Myanmar.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut