MINNEAPOLIS, iNews.id – Bentrokan antara aparat keamanan dan massa pengunjuk rasa meletus di dekat Minneapolis, Minnesota, AS, Minggu (11/4/2021) waktu setempat. Kerusuhan terjadi setelah polisi menembak mati seorang pria kulit hitam, sekitar 16 km dari lokasi tewasnya George Floyd, tahun lalu.
Reuters melaporkan, aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa yang marah atas kekerasan berulang yang dilakukan polisi setempat terhadap warga kulit hitam. Sekitar 100 demonstran berhadapan dengan polisi yang menggunakan perlengkapan antihuru-hara.
10 Negara yang Paling Tidak Dikenal, dari Nauru hingga Tuvalu
Beberapa pendemo merusak dua kendaraan polisi, melemparinya dengan batu, dan melompat ke atasnya. Polisi lantas menembakkan peluru karet, mengenai setidaknya dua orang di antara kerumunan itu. Setidaknya satu orang mengalami pendarahan di kepala, kata seorang saksi mata.
Setelah malam tiba, beberapa ratus pengunjuk rasa berkumpul di luar kantor polisi di pinggiran kota. Kantor itu dijaga oleh ratusan petugas yang bersiaga dengan perlengkapan antihuru-hara. Polisi lalu meledakkan granat kilat dan menyemprotkan gas air mata ke arah kerumunan.
Pria Kulit Hitam George Floyd Terbunuh, Keluarga Dapat Kompensasi Rp383 Miliar
Aksi protes massa kali ini berawal ketika salah satu polisi menembak mati seorang pria muda di dalam mobilnya di pinggiran Brooklyn Center, Minnesota. Korban diketahui bernama Daunte Wright (20), menurut Star Tribune.
Dalam sebuah pernyataan, Kepolisian Brooklyn Center mengungkapkan kronologi insiden tersebut. Menurut lembaga itu, polisi awalnya menyuruh pria itu menepikan mobilnya karena pelanggaran lalu lintas sebelum pukul 14.00 Minggu (pukul 01.00 dini hari Senin WIB).
Saat polisi mencoba menangkap Wright, korban masuk kembali ke dalam mobilnya. Seorang petugas lalu menembak pria itu. Mobil Wright sempat melaju beberapa blok sebelum menabrak kendaraan lain, hingga korban tewas di tempat kejadian.
Tahun lalu, polisi berkulit putih bernama Derek Chauvin menindih leher pria kulit hitam George Floyd (46) dengan lututnya selama 9 menit. Floyd tewas akibat kesulitan bernapas di tempat kejadian.
Senin ini, persidangan kasus Chauvin sudah memasuki minggu ketiga dengan agenda pemeriksaan saksi.
Kematian Floyd tahun lalu memicu unjuk rasa besar di Amerika Serikat dan di berbagai belahan dunia. Para pengunjuk rasa turun ke jalan memprotes kebrutalan polisi dan ketidakadilan bermotif rasialisme.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku