Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Waduh, Israel Tolak Kunjungan PM Norwegia Jonas Gahr Store
Advertisement . Scroll to see content

Kesal Diancam, Militer Iran Peringatkan Tentara AS Bakal Terkencing-kencing di Teluk Persia

Jumat, 15 Juli 2022 - 16:36:00 WIB
Kesal Diancam, Militer Iran Peringatkan Tentara AS Bakal Terkencing-kencing di Teluk Persia
Iran memperingatkan AS jika menggunakan kekuatan militer terhadap negaranya (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

DUBAI, iNews.id - Militer Iran memperingatkan Amerika Serikat (AS) dan Israel soal pernyataan sebelumnya yang menyinggung nuklir. Presiden AS Joe Biden mengancam Iran dengan kekuatan militer jika negara itu membuat senjata nuklir.

"Amerika dan Zionis (Israel) tahu betul harga yang harus dibayar dengan penggunaan kalimat 'kekuatan terhadap Iran'," kata Juru Bicara Garda Revolusi Islam Iran, Abolfazl Shekarchi.

"Biden pasti mengantuk saat dia mengancam Iran. Perhatikan celana tentara Anda, mungkin basah di Teluk Persia," katanya, menambahkan, dikutip dari Reuters, Jumat (15/7/2022).

Sebelumnya, dalam wawancara dengan televisi, Biden menegaskan AS tak segan-segan menggunakan kekuatan militer terhadap Iran.

"Jika itu adalah pilihan terakhir, iya," ujarnya, saat ditanya wartawan, dalam kunjungannya ke Israel, Kamis kemarin.

Biden dan Perdana Menteri Israel Yair Lapid menandatangani komitmen bersama untuk menolak senjata nuklir Iran.

Iran berkali-kali membantah akan membuat senjata nuklir. Program nuklirnya dibuat semata-mata untuk tujuan damai.

AS keluar dari kesepakatan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) tentang nuklir Iran pada 2018 atau saat pemerintahan Donald Trump. Perjanjian ini diteken pada 2015 di masa pemerintahan Barack Obama.

Setelah keluar, AS kembali menerapkan sanksi terhadap Iran yang memukul perekonomian negara itu. Sementara itu Iran juga abai terhadap poin kesepakatan yang juga diteken lima negara lain, yakni Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan China.

Iran meningkatkan pengayaan uranium mendekati level yang memungkinkan untuk membuat senjata. Upaya diplomatik untuk menghidupkan kembali kesepakatan masih gagal.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut