Keturunan Yahudi Eropa Tuntut Jerman Ganti Rugi Terkait Pembantaian Holocaust Nazi
AMSTERDAM, iNews.id - Seorang penyintas Holocaust asal Belanda menuntut kompensasi dari Pemerintah Jerman, serta perusahaan kereta api negara itu atas biaya yang dikeluarkan orang-orang Yahudi Belanda saat dibawa ke kamp konsentrasi Nazi.
Holocaust merupakan peristiwa terkelam dalam sejarah kemanusiaan, dimana lebih dari 6 juta orang Yahudi Eropa dihabisi secara tidak manusiawi di kamp-kamp konsentrasi Nazi di Auschwitz selama Perang Dunia II (1941-1945).
Orang-orang Yahudi yang ditangkap dibawa ke kamp konsentrasi di Jerman menggunakan kereta api. Mirisnya, para Yahudi itu diminta mengeluarkan biaya pribadi membayar transportasi yang dipakai.
Berdasarkan catatan sejarah Holocaust itu, pada 2018 seorang pria bernama Solo Muller berhasil melobi perusahaan kereta milik Belanda untuk memberikan konpensasi dan menyatakan permintaan maaf kepada keturunan dan keluarga korban Holocaust yang masih hidup.
Perusahaan kereta Belanda, Nederlandse Spoorween, akhirnya setuju untuk memberikan konpensasi pada 500 orang yang selamat dari peristiwa itu serta pada ribuan keturunan langsung mereka.
Setelah upaya pertamanya berhasil, Muller yang kini berusia 84 tahun menulis surat kepada Kanselir Jerman, Angela Merkel, yang meminta pemerintahnya dan perusahaan negara kereta api Deutsche Bahn memberikan konpensasi bagi penyintas dan keturunan korban Holocaust.
Berdasarkan data Museum Peringatan Holocaust Amerika Serikat (USHMM), dalam rentang 1942 hingga 1944 Jerman mendeportasi 97.776 orang Yahudi dari kamp Westerbork di Belanda, hampir 55.000 diantaranya kemudian dikirim ke kamp Nazi Auschwitz dan lebih dari 34.000 dibawa ke penjara Sobibor.
Muller yang saat peristiwa Holocaust terjadi masih berusia 5 tahun menuntut pemerintah Jerman dan perusahaan kereta negara mengganti rugi uang yang dikeluarkan para Yahudi saat mereka dibawa ke kamp-kamp konsentrasi Nazi.
"Penderitaan yang ditimbulkan peristiwa ini sangat tercela, saat Anda tahu bahwa orang-orang Yahudi yang diangkut harus membayar sendiri biaya transportasi," demikian isi surat Muller yang ditulis oleh pengacaranya seperti dikutip dari CNN, Senin (3/8/2020).
"Transportasi melalui wilayah Reich Jerman dilakukan oleh Riechsbahn Jerman (Kereta Api). Klien saya berpikir sudah waktunya Republik Jerman untuk bertanggung jawab atas ketidakadilan mereka," lanjutnya.
Seorang juru bicara pemerintah Jerman mengatakan telah menerima surat Muller dan akan mempertimbangkannya dengan sangat hati-hati.
"Kami tidak pernah lupa tindakan kriminal yang dilakukan Jerman selama Perang Dunia II. Sampai hari ini mereka membuat kami sangat kecewa dan malu," kata juru bicara pemerintah, Ulrike Demmer.
"Saya tentu berharap bahwa kesadaran akan tanggung jawab bersejarah mengarah ada pertemuan
Editor: Arif Budiwinarto