Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Sadis! Israel Bombardir Pesta Pernikahan di Tempat Pengungsian Gaza
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Bos Intelijen Israel Kena Semprot karena Tolak Rencana Trump Usir Warga Gaza

Senin, 10 Februari 2025 - 15:01:00 WIB
Kisah Bos Intelijen Israel Kena Semprot karena Tolak Rencana Trump Usir Warga Gaza
Shlomi Binder mendapat teguran keras karena mengkritik Donald Trump mengambil alih Gaza dan merelokasi penduduknya (Foto: Times of Israel)
Advertisement . Scroll to see content

TEL AVIV, iNews.id - Bos intelijen militer Israel Shlomi Binder pekan lalu mendapat teguran keras karena mengkritik rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengambil alih Jalur Gaza serta merelokasi penduduknya.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memerintahkan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Herzi Halevi untuk memberi peringatan kepada Binder.

Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan, Katz memerintahkan Halevi untuk memberi peringatan kepada Binder secara resmi.

“Tidak akan ada situasi di mana perwira militer Israel membuat pernyataan yang menentang rencana penting yang diajukan Presiden Trump mengenai Gaza atau menentang arahan dari pimpinan politik,” kata Katz, seperti dikutip dari Anadolu.

“Saya telah memerintahkan militer untuk mempersiapkan rencana tersebut dan itulah yang harus dan akan dilakukan tentara Israel,” ujarnya lagi.

Binder sebelumnya mengungkapkan kekhawatiran bahwa rencana Trump soal Gaza sangat berbahaya, bahkan bisa meningkatkan ketegangan di Tepi Barat.

Tepi Barat sedang bergejolak setelah militer Zionis menggelar Operasi Tembok Besi, terutama di Jenin. Namun konflik meluas ke Tulkarem hingga terjadi pertempuran sengit antara pasukan Israel dengan para pejuang Palestina.

Trump, dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Selasa, mengatakan AS akan mengambil alih Gaza dan merelokasi warganya ke luar wilayah itu untuk kepenringan rekonstruksi.

Dia mengklaim bisa mengubah Gaza menjadi "Riviera Timur Tengah."

Kemudian pada Kamis, dia menegaskan kembali usulannya dengan mengatakan rencana pengambilalihan Gaza tidak membutuhkan kehadiran tentara AS.

Usulan tersebut mendapat kecaman luas para pemimpin dunia, termasuk negara-negara Eropa serta Sekjen PBB Antonio Guterres yang menyebutnya sebagai pembersihan etnis.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut