Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kebakaran Apartemen Hong Kong Renggut 159 Nyawa, Departemen Pemadam Kebakaran Dibohongi
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Dokter Sembunyikan Informasi ke Pasien soal Kanker Otak

Jumat, 08 Maret 2019 - 14:43:00 WIB
Kisah Dokter Sembunyikan Informasi ke Pasien soal Kanker Otak
Lee Shu Leung (Foto: SCMP)
Advertisement . Scroll to see content

HONG KONG, iNews.id - Pria Hong Kong, Lee Shu Leung, menjadi korban kelalaian dokter. Pasalnya, dokter tak memberi tahu soal keberadaan kanker di otak berdasarkan hasil pemindaian.

Akibatnya, kanker tersebut tumbuh semakin ganas. Padahal jika diberi tahu sejak awal, kemungkinan pria bernama Lee Shu Leung itu tidak akan separah seperti saat ini. Kini, Lee mengalami lumpuh, dia tak bisa jalan jika tidak menggunakan alat bantu.

Lee memang sudah menjalani dua kali operasi, namun justru mengalami mati rasa di bagian kiri. Tak hanya itu, dia juga tidak bisa menutup salah satu mata serta sulit mengunyah makanan.

"Seberapa sulit menelepon saya dan memberi tahu bahwa saya menderita tumor? Itu hal yang sangat sederhana untuk dilakukan. Yang paling penting sekarang saya berharap Rumah Sakit Kwong Wah bisa menyembuhkan saya," kata Lee, dikutip dari South China Morning Post, Jumat (8/3/2019).

Pada 2005, pria yang berprofesi sebagai chef itu menjalani operasi di rumah sakit di Yau Ma Tei untuk mengangkat tumor di otak. Setelah operasi, telinga kirinya tak bisa mendengar lagi, namun dokter menyatakan tidak ada masalah.

Pada 31 Januari 2017, dia tiba-tiba pingsan saat menghabiskan waktu bersama teman-temannya di sebuah restoran. Lee lalu dilarikan ke RS Kwong Wah.

Sekitar 12 jam kemudian, Lee diperbolehkan pulang. Sebelum pergi, dia diberi tahu oleh seorang dokter bahwa otaknya baik-baik saja pascaoperasi pada 2015. Meski demikian Lee diminta kembali lagi 6 bulan kemudian untuk pemeriksaan jantung.

Tak mau menunggu 6 bulan, Lee berinisiatif ke klinik swasta untuk memeriksakan jantungnya. Dokter di sana tak menemukan ada masalah pada jantungnya.

Namun, pada September 2018, Lee mengeluh pusing terus-menerus. Dia kemudian mengunjungi klinik lain. Di situlah dokter mengatakan ada tumor di otaknya. Tumor itu diketahui bukan peninggalan operasi sebelumnya, melainkan baru.

Hari berikutnya dia kembali ke RS Kwong Wah untuk meminta kepastian dokter.

Istri Lee, Eleanor Leung (51), pun mengungkapkan kekecewaan kepada para dokter mengenai keberadaan tumor baru pada otak suaminya.

"Bagaimana mungkin tidak ada yang menemukan tumor ketika dia dirawat? Mereka hanya tutup mulut atau bertanya kepada suami saya mengapa tidak kembali untuk pemeriksaan jantung. Mereka bahkan tidak memberi tahu kami seberapa besar tumor itu," kata Eleanor.

Bulan berikutnya Lee menjalani operasi kedua. Setelah itu, dia dapat bergerak kembali dengan bebas. Namun setelah operasi ketiga sekitar 3 pekan kemudian, efek samping pascaoperasi mulai dialaminya sampai saat ini.

"Tidak ada dokter yang memberi tahu kami sebelum operasi soal efek samping ini bisa terjadi," kata Eleanor.

Sejak itu Lee menjalani 30 kali elektroterapi di RS Princess Margaret di Kwai Chung. Perawatan ini bertujuan menstimulasi saraf dan otot-ototnya, namun kondisi Lee tidak juga membaik.

Saat menjalani elektroterapi itulah seorang dokter mengakui dia mendapat informasi dari RS Kwong Wah bahwa mereka sebenarnya mengetahui adanya tumor kedua saat pemindaian pada Februari 2017, tetapi sengaja tidak memberitahu.

"Saya bertanya kepada dokter apakah suami saya akan terhindar dari kondisi saat ini jika dia mendapat perawatan (kanker) sejak awal. Dokter hanya mengatakan untuk berhenti memikirkan masa lalu," ujarnya.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara RS Kwong Wah mengakui rumah sakit tidak menindaklanjuti pengobatan Lee karena pasien tidak kembali lagi. RS pun berjanji untuk membantu kesembuhan Lee.

Namun Eleanor terlanjur kecewa dan akan mengancam mengambil tindakan hukum.

"Kwong Wah harus bertanggung jawab. Saat ini terjadi pada suami saya dan bisa saja terjadi pada orang lain di masa depan," katanya.

Pasangan ini telah menghabiskan lebih dari 100.000 dolar Hong Kong atau sekitar Rp180 juta untuk perawatan Lee, namun tak juga sembuh.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut