Kisah Perjalanan Marcopolo, Singgah 5 Bulan di Sumatera hingga Takjub dengan Alamnya
Dalam perjalanan ke Asia mereka singgah di Teluk Iskenderun, juga disebut Teluk Alexandretta, di tenggara Turki. Selama awal 1272, mereka melewati Erzurum, wilayah yang sekarang menjadi Turki timur, dan Tabriz, wilayah yang sekarang menjadi Iran utara.
Kemudian menyeberangi gurun sebelum mencapai Hormuz di Teluk Persia. Di sana, keluarga Marcopolo memutuskan untuk tidak mengambil risiko melalui jalur laut ke India dan sekitarnya karena banyak perampok, melainkan melanjutkan perjalanan melalui darat ke ibu kota Mongolia.
Dalam perjalanan itu mereka juga melintasi Afghanistan. Keluarga Marcopolo tinggal di sana selama setahun, mungkin akibat didera penyakit malaria. Mereka juga diyakini menyinggahi wilayah-wilayah di selatan yakni kini menjadi Pakistan dan Kashmir.
Kisah perjalanan Marcopolo berlanjut, mereka melakukan perjalanan menuju Pamir hingga sampai lokasi yang kini disebut sebagai Xinjiang, China. Selama di Xinjiang dan sebelum mencapai Shazhou, rombongan berbaur dengan masyarakat Muslim di sana. Mereka kemudian singgah di Suzhou dan Ganzhou sebelum memasuki wilayah Ningxia.
Setelah itu keluarga Marcppolo tiba di istana Mongol, menyerahkan minyak suci dari Yerusalem serta surat-surat kepausan kepada Kubilai Khan. Selama 16 atau 17 tahun, keluarga Marcopolo tinggal di wilayah kekuasaan kaisar Mongol , meliputi Cathay atau China Utara dan Mangi atau sekarang China Selatan.
Saat itu banyak orang asing yang bekerja di Mongol karena penguasa tidak percaya dengan rakyat sendiri. Wajar saja jika keluarga Marcopolo bisa menyesuaikan diri dengan masyarakat yang beraneka ragam itu bahkan menjadi tokoh terhormat.
Marcopolo sudah berusia sekitar 20 tahun saat tiba di Cathay. Meskipun hanya bisa sedikit bahasa Mandarin, dia bisa berbicara beberapa bahasa yang saat itu digunakan di Asia Timur, seperti Turki, bahasa Persia, bahasa Uighur, dan mungkin bahasa Mongol.
Sekitar tahun 1292, seorang putri Mongol akan dikirim ke Persia untuk menjadi permaisuri Arghun Khan. Keluarga Marcopolo menawarkan diri untuk menemaninya. Dalam catatannya, Marcopolo menulis, Kubilai tidak mau membiarkan mereka pergi namun akhirnya memberikan izin.
Alasan mereka meninggalkan Mongol di antaranya karena Kubilai Khan sudah berusia 80 tahun dan kepemimpinannya segera berakhir. Rezim selanjutnya belum tentu mau menerima orang asing. Selain iu tentu saja, karena mereka sudah lama tidak pulang ke Venesia.
Sang putri, bersama sekitar 600 orang istana dan pelaut, bersama keluarga Marcoolo menaiki 14 kapal. Mereka meninggalkan pelabuhan Quanzhou untuk berlayar ke selatan. Armada berhenti sebentar di Champa (kini Vietnam) serta sejumlah pulau dan Semenanjung Malaya sebelum menetap selama 5 bulan di Sumatera untuk menghindari badai musim hujan.
Di sana, Marcopolo terkesima dengan Bintang Utara yang terbenam di bawah cakrawala. Armada tersebut kemudian melewati dekat Kepulauan Nicobar, menyentuh daratan lagi di Sri Lanka, menyusuri pantai barat India, hingga wilayah selatan Persia, sebelum akhirnya berlabuh di Hormuz.
Ekspedisi berlanjut ke Khorasan untuk menyerahkan sang putri. Namun putri Mongol bukan menikah dengan Arghun karena telah meninggal, namun kepada putranya, Maḥmud Ghazan.
Setelah selesai menjalankan misi mengantar putri, keluarga Marcopolo berangkat ke Eropa.
Namun saat mereka menginjakkan kaki di Trebizond yang sekarang menjadi Turki, sebagian besar hasil jerih payah mereka dirampok. Setelah lama berhenti untuk mengurus perampokan itu, mereka melanjutkan perjalanan hingga mencapai Konstantinopel hingga akhirnya Venesia pada 1295.
Editor: Anton Suhartono