Kisah Tim SAR Prancis Cari Korban Gempa di Palu yang Terkubur Lumpur
PALU, iNews.id - Bantuan internasional untuk gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng) tak hanya dalam bentuk barang kebutuhan darurat bagi korban serta uang, tapi juga relawan. Mereka berjibaku dengan puing dan lumpur untuk mengeluarkan jenazah yang masih tertimbun reruntuhan rumah dan terkubur di lumpur.
Ratusan orang berstatus hilang diyakini masih berada di reruntuhan maupun terkubur lumpur, seperti di Palu, kota yang paling parah terdampak bencana.
Salah satu tim SAR yang membantu mencari para korban berasal dari Prancis.
Arnaud Allibert dan empat rekannya dari Badan Pemadam Kebakaran dan Kemanusiaan Prancis termasuk tim internasional pertama yang terjun ke lokasi bencana gempa di Palu. Mereka fokus mencari para korban di Desa Petobo.
Mereka melakukan tugas berat, yakni mencari dan mengevakuasi jenazah di permukaan bangunan yang runtuh guna memberi jalan bagi alat berat masuk ke reruntuhan lebih dalam.
"Kami akan membersihkan semua reruntuhan dari atas dulu lalu mencari ruang dan melihat apakah ada mayat. Jika ada mayat di ruang itu, kami akan mengangkatnya. Tapi jika mayatnya tersangkut, kami harus menggali untuk mengeluarkannya. Ini pekerjaan yang lama, tapi mereka membantu dengan alat berat," katanya, dikutip dari Reuters, Minggu (7/10/2018).
Kondisi di Petobo memang berat. Pergerakan tanah yang labil akibat gempa membuat bangunan di atasnya ambruk ditelan bumi atau disebut dengan likuifaksi.
Badan SAR Nasional (Basarnas) menyebut sekitar 1.700 rumah tertelan bumi di Petobo.
Allibert memperkirakan dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mengangkat seluruh korban.
"Ini mungkin butuh 4 sampai 5 bulan untuk mengangkat semua lumpur dengan ekskavator. Masalahnya, ekskavator tidak bisa mengangkat banyak tanah karena ada mayat di bawahnya. Anda harus mengaisnya dengan hati-hati," ujarnya.
Kondisi tersebut dibenarkan warga Petobo, Irwan (37).
"Ada banyak mayat di sini. Saya berasal dari sini, jadi semua keluarga ada di sini. Banyak yang hilang," katanya, sambil menyebut adik perempuan, bibi, serta sepupunya, ikut terkubur.
"Di mana mereka? Bagaimana jika mereka masih hidup? Kami butuh bantuan untuk menemukan mereka," katanya, putus asa.
Editor: Anton Suhartono