Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Thailand Desak Kamboja Umumkan Gencatan Senjata Lebih Dulu
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Tukang Ojek Bantu Demonstran Thailand, Tumpangan Gratis dan Cegat Water Cannon

Rabu, 28 Oktober 2020 - 14:04:00 WIB
Kisah Tukang Ojek Bantu Demonstran Thailand, Tumpangan Gratis dan Cegat Water Cannon
Para tukang ojek di Thailand memberikan tumpangan berongkos murah bahkan gratis kepada demonstran pro-demokrasi (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

BANGKOK, iNews.id - Ojek sepeda motor di Thailand memberikan bantuan tumpangan kepada demonstran pro-demokrasi di Kota Bangkok. Para tukang ojek tersebut ingin menunjukkan dukungan terhadap reformasi pemerintahan saat ini.

Peran mereka sangat dirasakan saat pemerintah menghentikan operasional transportasi umum demi mencegah pergerakan massa di Bangkok. Para tukang ojek yang mengenakan seragam oranye pun menawarkan tumpangan dengan ongkos sangat murah, mengantar para demonstran ke lokasi unjuk rasa atau pulang.

"Saya mendukung anak-anak ini," kata seorang tukang ojek Supatr Manapornsiri (41), dikutip dari AFP, Rabu (28/10/2020).

Dia menambahkan, meskipun kecil pendapatan tetap naik selama demonstrasi, yakni dari 1.000 menjadi 1.300 sampai 1.400 baht selama unjuk rasa berlangsung beberapa pekan terakhir. Meski dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi Covid-19, penghasilannya bisa lebih besar dari itu.

Tukang ojek lainnya, Pakin Kamhamauk (44), bahkan berani memberikan tumpangan gratis.

"Kalau kebetulan mereka tidak punya uang, tidak apa-apa," kata, merujuk para pengunjuk rasa yang merupakan mahasiswa.

Mereka berkumpul di sekitar lokasi unjuk rasa mengenakan rompi khas oranye. Bukan hanya menawarkan jasa transportasi, mereka terkadang mengawasi para demonstran dari ancaman kekerasan pihak berwenang.

Dalam unjuk rasa sebelumnya, saat pihak berwenang mengerahkan kendaraan water cannon, para tukang ojek langsung memberikan peringatan dini dan memblokir beberapa jalan sehingga para aktivis dapat dengan aman melarikan diri dari polisi anti-huru hara.

Supatr mengatakan, dia membantu karena khawatirkan sebagian besar pengunjuk rasa masih sangat muda. Dia kagum dengan niat tulus para mahasiswa yang berkumpul secara damai untuk tujuan memperbaiki kondisi negara.

"Mereka sangat disiplin. Mereka tidak pernah melakukan hal-hal bodoh. Saya ingin semuanya aman," tuturnya.

Massa pro-demokrasi di Thailand mulanya mengusung tuntutan pengunduran diri Perdana Menteri Prayut Chan O Cha. Prayut dituduh mendapatkan posisi perdana menteri dengan cara elegan dalam pemilu tahun lalu.

Di perjalanan, tuntutan massa meluas menjadi reformasi monarki, yakni perubahan UU yang mengekang sikap kritis kepada keluarga kerajaan. Tuntutan ini terbilang tabu karena keluarga kerajaan sangat dihormati di Thailand.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut