Komentar Donald Trump soal Potensi Perang Nuklir AS dan Rusia: Mengerikan!
WASHINGTON, iNews.id - Mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyinggung soal keterlibatan negaranya dalam perang Rusia dan Ukraina. Dia khawatir meningkatnya krisis Rusia dan Ukraina akan berdampak langsung terhadap AS.
Bicara di Full Send Podcast pada Rabu lalu, Trump memperingatkan potensi perang nuklir yang bisa mengerikan bagi AS. Terlebih lagi jika orang-orang AS yang berada di pucuk pimpinan pemerintahan tak memiliki kompetensi menghadapi situasi ini.
Presiden ke-45 AS itu juga mengkritik kepemimpinan Gedung Putih yang terkesan lemah menghadapi Rusia karena negara itu memiliki nuklir. AS juga cenderung menghindari konfrontasi langsung dengan Rusia soal perang Ukraina.
Lebih lanjut Trump menegaskan ancaman perang nuklir sebagai kondisi serius. Namun dia enggan memprediksi soal apakah itu bisa terwujud, apalagi menerka waktunya. Hanya saja Trump memperkirakan konflik Rusia dan Ukraina bisa saja menjadi pemicu perang dunia.
Pria yang pernah beberapa kali bertemu Presiden Vladimir Putin itu mengingatkan, AS juga memiliki senjata nuklir yang bisa saja menghalangi niat Rusia untuk menyerang.
Federasi Ilmuwan Amerika (FAS) memperkirakan, AS memiliki 5.428 hulu ledak nuklir, termasuk yang aktif, disimpan sebagai cadangan, dan dipensiunkan.
Sementara Rusia, berdasakan data hingga awal 2022, memiliki 5.977 hulu ledak nuklir, lebih banyak daripada AS.
AS serta para sekutunya di NATO menghindari konflik langsung dengan Rusia dalam perang di Ukraina karena khawatir bisa memicu perang lebih besar. Sejauh ini AS dan negara-negara NATO memberikan dukungan persenjataan untuk Ukraina serta memberlakukan sanksi yang memukul perekonomian Rusia.
Presiden Vladimir Putin sebelumnya juga mewanti-wanti pihak asing yang ikut campur dalam operasi militer khusus negaranya di Ukraina. Putin mengatakan Rusia akan memberikan respons yang tak pernah terbayangkan sebelumnya dalam sejarah, ancaman yang ditafsirkan oleh para pakar sebagai senjata nuklir.
Editor: Anton Suhartono