Konflik Timur Tengah Kian Panas, AS dan Negara-Negara Lain Minta Warga Tinggalkan Lebanon
JAKARTA, iNews.id - Amerika Serikat, Norwegia, dan Irlandia mendesak warganya agar segera meninggalkan Lebanon. Seruan itu muncul di tengah kekhawatiran akan meningkatnya konflik antara gerakan Hizbullah Lebanon dan Israel, menyusul serangan mematikan di Dataran Tinggi Golan akhir pekan lalu.
"Lingkungan keamanan di Lebanon masih kompleks dan dapat berubah dengan cepat. Kedutaan Besar AS juga mengingatkan warga AS untuk meninjau imbauan perjalanan saat ini, yang sangat mendesak warga AS untuk mempertimbangkan kembali perjalanan ke Lebanon," ungkap Kedutaan Besar AS di Lebanon dalam sebuah pernyataan.
Kementerian Luar Negeri Norwegia meminta warganya untuk meninggalkan Lebanon, menyusul serangan baru yang terjadi selama 24 jam terakhir dapat meningkatkan konflik antara Hizbullah dan Israel. Hal itu diungkapkan lembaga penyiaran Norwegia, TV2, dalam laporan akhir pekannya.
Kementerian Luar Negeri Irlandia juga telah meminta warganya untuk menahan diri agar tidak melakukan perjalanan apa pun ke Lebanon. Dublin pun sangat menyarankan agar warga negara Irlandia yang sudah berada di sana untuk meninggalkan negara Arab itu.
Pada Sabtu (27/7/2024), militer Israel mengatakan 12 orang muda dan anak-anak tewas akibat serangan di Dataran Tinggi Golan. Israel pun menyalahkan Hizbullah atas serangan tersebut.
Sebelumnya dilaporkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan diskusi keamanan dengan para pejabat senior militer zionis sehubungan dengan serangan roket baru-baru ini di Dataran Tinggi Golan. Diskusi itu diadakan di markas besar Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv.
Hizbullah sebelumnya membantah terlibat dalam penembakan pemukiman Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel itu. Kendati demikian, para pejabat Israel menyatakan perang dengan Lebanon bakal segera terjadi.
Editor: Ahmad Islamy Jamil