Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rusia: Pernyataan Trump soal Uji Coba Nuklir AS Sangat Jelas, Tak Ambigu
Advertisement . Scroll to see content

Korban Racun Novichok ke Dubes Rusia: Kenapa Anda Bunuh Pacar Saya?

Senin, 08 April 2019 - 11:20:00 WIB
Korban Racun Novichok ke Dubes Rusia: Kenapa Anda Bunuh Pacar Saya?
Charlie Rowley (kanan) dan pacarnya, Dawn Sturgess. (Foto: doc. Facebook)
Advertisement . Scroll to see content

LONDON, iNews.id - Korban serangan racun pelumpuh saraf Novichok, Charlie Rowley, bertemu dengan Duta Besar Rusia untuk Inggris, Alexander Yakovenko. Dalam pertemuan itu, Yakovenko memberitahu Rowley bahwa Rusia bukan pihak yang bertanggung jawab atas serangan yang terjadi di Salisbury, Inggris.

Saat bertemu Yakovenko, Rowley bertanya mengapa Rusia membunuh pacarnya. Namun, Yakovenko membantah dengan mengatakan bahwa jika Rusia berada dibalik serangan di Salisbury, maka tidak akan ada satupun yang selamat.

Kekasih Rowly, Dawn Sturgess, meninggal tujuh hari setelah terpapar Novichok yang disimpan di dalam botol parfum pada 4 Juli 2018. Novichok merupakan racun yang sama yang digunakan untuk menyerang mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal, dan putrinya Yulia Skripal.

Rowley pun mengaku tidak benar-benar mendapatkan jawaban usai bertemu dengan Yakovenko. Skripal dan Yulia ditemukan tak sadarkan diri di sebuah bangku taman di Salisbury, Wiltshire, pada Maret tahun lalu, namun keduanya selamat.

"Saya pergi untuk bertanya kepada mereka, 'Mengapa negara Anda membunuh pacar saya?', tetapi saya tidak benar-benar mendapatkan jawaban," kata Rowley, seperti dilaporkan Reuters dan BBC, Senin (8/4/2019).

Menurut Rowley, Yakovenko tampak benar-benar prihatin selama pertemuan mereka yang berlangsung selama 90 menit itu.

Yakovenko, lanjtu Rowley, memberinya 'propaganda' dan mengatakan kepadanya bahwa Novichok buatan Rusia sangat kuat dan mampu membunuh lebih banyak orang.

"Saya baru saja menerima propaganda Rusia. Duta Besar terus mengatakan zat itu jelas bukan Novichok yang mereka buat. Sebab, jika itu Novichok, dia akan membunuh semua orang," ucapnya.

"Beberapa hal dari apa yang dia katakan -yang berusaha untuk membenarkan Rusia tidak bertanggung jawab- adalah konyol," ujar Rowley.

Kepada Rowley, Yakovenko menjelaskan Rusia hanya memiliki sedikit Novichok, karena mereka menggunakannya sebagai penawar racun dan tidak memproduksinya lagi. Berdasarkan informasi yang dia terima dari Yakovenko, Rowley mengatakan negara yang memproduksi racun itu sekarang adalah Republik Ceko dan Amerika Serikat (AS).

"Saya bertanya apakah dia (Yakovenko) benar-benar berpikir Inggris melakukan serangan itu? Dia bilang tidak tahu, karena Pemerintah Inggris tidak akan memberitahunya apa pun, tetapi Amerika tempat yang menurutnya menjadi asal Novichok. Dia mengatakan, Porton Down (pangkalan pengujian militer Inggris) juga memilikinya," ungkapnya.

Dalam pertemuan tersebut, Yakovenko menyerahkan sebuah dokumen setebal 51 halaman berjudul Salisbury: Pertanyaan yang Belum Dijawab kepada Rowley. Dokumen itu menuduh Inggris gagal memberikan informasi dan mengutip dugaan ketidakakuratan dan ketidakkonsistenan peristiwa versi Pemerintah Inggris.

Dokumen itu juga berisi ucapan belasungkawa yang tulus atas kematian tragis Dawn Sturgess, yang menjadi korban tidak bersalah dari permainan politik.

Pada September, Scotland Yard dan Crown Prosecut Service menyatakanada bukti cukup untuk menuntut dua orang Rusia -yang dikenal sebagai Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov- atas tuduhan konspirasi untuk pembunhan. Dua pria itu dituduh sebagai anggota dinas intelijen militer Rusia GRU.

Rusia berulang kali membantah terlibat dalam serangan terhadap Skripal maupun Sturgess. Presiden Vladimir Putin juga menyangkal dengan mengklaim Petrov dan Boshirov merupakan warga sipil.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut