Korban Tewas Banjir dan Longsor di Jepang Jadi 50 Orang, Masih Banyak yang Hilang
TOKYO, iNews.id - Korban tewas akibat banjir dan tanah longsor yang dipicu hujan deras di Prefektur Kumamoto, Jepang, menjadi 50 orang.
Petugas darurat berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan warga yang terjebak di rumah-rumah serta lokasi yang terisolasi akibat putusnya akses, mengingat hujan dengan intensitas tinggi masih akan terjadi. Mereka juga dituntut segera menemukan korban hilang, baik yang tersapu banjir atau terkubur reruntuhan longsor.
"Kami berpacu dengan waktu," kata Yutaro Hamasaki, seorang pejabat pemerintah Kumamoto, dikutip dari AFP, Selasa (7/7/2020).
"Kami belum menetapkan tenggat waktu untuk mengakhiri operasi, tapi kami harus mempercepat pencarian karena waktu semakin habis. Kami tidak akan menyerah sampai akhir," katanya, lagi.
Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengeluarkan peringatan darurat tertinggi kedua untuk hujan lebat dan tanah longsor di sebagian besar wilayah barat daya negara itu dan menegaskan risiko bahaya semakin tinggi.
Juru bicara pemerintah Yoshihide Suga mengatakan, setidaknya 50 orang tewas akibat banjir dan longso terhitung sejak Sabtu lalu. Jumlah korban diperkirakan terus bertambah mengingat masih banyak korban yang hilang.
Perdana Menteri Shinzo Abe memerintahkan penambahan jumlah personel penyelamat, yakni tentara, polisi, pemadam kebakaran, serta penjaga pantai, sehingga jumlahnya menjadi 80.000 orang.
Hujan deras menyebabkan sungai di Kumamoto meluap membanjiri permukiman di sekitarnya, menghancurkan jembatan, dan mengubah jalan menjadi danau. Proses penyelamatan hanya bisa dilakukan melalui udara menggunakan helikopter atau perahu.
Editor: Anton Suhartono