Korea Utara Kutuk AS karena Masih Berlakukan Sanksi
Awal pekan ini, Menlu Korut menyebut tindakan AS mencemaskan. Pada Juli, Korut menuduh AS menggunakan taktik 'mirip gangster' dalam berbagai perundingan.
Menteri Luar Negeri Ri Yong Ho saat ini sedang berkunjung ke Iran. Dalam kunjungan itu, Presiden Iran Hassan Rouhani memperingatkan bahwa AS tidak bisa dipercaya, setelah Trump menarik negaranya mundur dari kesepakatan nuklir 2015.
Menurut media Iran, Ri menegaskan jika AS kembali ke posisi yang lebih agresif terhadap Korut, mana negara itu akan berupaya memulihkan pengetahuan nuklir mereka.
"Sampai kami tahu AS tidak akan pernah mencabut kebijakan permusuhannya kepada kami, kami akan mempertahankan pengetahuan nuklir kami," ujar Ri.
Namun di lain pihak, para pejabat AS justru mempertanyakan komitmen Korut untuk denuklirisasi. Penasihat Keamanan Nasional John Bolton mengatakan Korut belum memulai proses perlucutan senjata nuklir.
Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley menegaskan negaranya tidak mau menunggu terlalu lama untuk Korut. Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo juga menegaskan pentingnya mempertahankan tekanan diplomatik dan ekonomi terhadap Korut.
Editor: Nathania Riris Michico