Kota Bawah Tanah Hamas di Gaza yang Bikin Israel Khawatir, Mitos atau Fakta?
GAZA, iNews.id – Sejak Hamas melancarkan serangan mendadak pada 7 Oktober lalu, Israel sudah berulang kali menggembar-gemborkan bakal melancarkan operasi darat skala besar ke Gaza. Namun sampai hari ini, militer zionis tampaknya masih ragu untuk mengambil tindakan tersebut.
Reuters melansir, beberapa sumber keamanan Barat mengatakan, Israel masih menunda serangan darat di Gaza karena mengkhawatirkan jaringan terowongan bawah tanah Hamas yang panjangnya mencapai ratusan kilometer dan kedalaman hingga 80 meter. Belum lama ini, seorang tawanan Israel yang dibebaskan Hamas menggambarkan terowongan di Gaza itu seperti “jaring laba-laba”.
Sumber-sumber Barat dan Timur Tengah yang mengetahui masalah tersebut mengatakan, Hamas memiliki berbagai jenis terowongan yang membentang di bawah Gaza, sebuah wilayah di garis pantai berpasir seluas 360 km persegi itu. Beberapa di antaranya berupa terowongan khusus untuk penyerangan, penyelundupan, penyimpanan, dan operasional.
Seorang pejabat Amerika Serikat bahkan yakin, pasukan khusus zionis akan menghadapi tantangan sangat berat karena harus memerangi Hamas sambil berusaha menghindari terbunuhnya tawanan Israel yang ditahan para pejuang Palestina di bawah tanah.
Belum lama ini, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mencatat bahwa pertempuran Irak selama sembilan bulan untuk merebut kembali Kota Mosul dari ISIS mungkin bakal menjadi lebih mudah daripada pertempuran Israel melawan Hamas di Gaza. Jika pasukan zionis jadi melancarkan serangan darat ke kota Palestina itu, mereka kemungkinan besar bakal berurusan dengan banyak alat peledak dan jebakan yang dipasang Hamas.
Meskipun Israel telah banyak menggelontorkan uang untuk mendeteksi terowongan di Gaza, Hamas masih dianggap memiliki terowongan yang berfungsi untuk mengakses dunia luar.
Pascapertempuran dengan Israel pada 2021, pemimpin Hamas di Gaza, Yehya al-Sinwar menuturkan, kelompoknya memiliki terowongan yang panjangnya mencapai ratusan km di wilayah itu.
“Mereka (Israel) mulai mengatakan bahwa mereka menghancurkan 100 km terowongan Hamas. Saya beritahu Anda, terowongan yang kami miliki di Jalur Gaza melebihi 500 km. Bahkan jika narasi mereka benar, mereka hanya menghancurkan 20 persen terowongan itu,” ujar al-Sinwar kala itu.
Belum ada bukti yang menguatkan komentar Sinwar tersebut. Namun, perkiraan soal angka ratusan kilometer itu diterima secara luas oleh para analis keamanan, meskipun jalur pantai yang diblokade panjangnya hanya 40 km.
Israel memegang kendali penuh atas akses udara dan laut Gaza serta 59 km dari total 72 km perbatasan daratnya. Adapun Mesir menguasai 13 km perbatasan dengan wilayah Palestina itu ke selatan. Dengan melihat situasi tersebut, terowongan pun menjadi salah satu dari sedikit cara bagi Hamas untuk membawa senjata, peralatan, dan orang.
Meskipun kelompok pejuang tersebut dan kelompok Palestina lainnya merahasiakan jaringan mereka, Yocheved Lifshitz, seorang tawanan Israel yang baru saja dibebaskan beberapa waktu lalu, menceritakan pengalamannya saat berada di terowongan Hamas.
“Ia tampak seperti jaring laba-laba, banyak sekali terowongan. Kami berjalan berkilo-kilometer di bawah tanah,” ungkapnya.
Hamas percaya bahwa dengan keunggulan militer Israel di bidang udara dan lapis baja yang luar biasa, terowongan adalah cara untuk mengurangi beberapa keuntungan yang dimiliki zionis tersebut. Dengan fasilitas tersebut, mereka dapat memaksa tentara Israel untuk bergerak di bawah tanah di ruang sempit yang seluk-beluknya hanya diketahui oleh para pejuang Hamas.
“Saya tidak akan menjelaskan secara perinci berapa kilometer terowongan tersebut, tetapi jumlah tersebut merupakan angka yang banyak, dibangun di bawah sekolah dan kawasan pemukiman,” ujar seorang juru bicara militer Israel pada Kamis (26/10/2023) kemarin.
Sumber-sumber keamanan Israel mengatakan, pemboman udara besar-besaran yang dilakukan militer zionis di Gaza selama hampir tiga pekan ini hanya menyebabkan sedikit kerusakan pada infrastruktur terowongan Hamas. Nyatanya, Komando Angkatan Laut Hamas mampu melancarkan serangan lintas laut yang menyasar masyarakat pesisir Israel di dekat Gaza minggu ini.
“Meskipun kami telah melakukan serangan besar-besaran selama berhari-hari, kepemimpinan (Hamas) itu cukup utuh, begitu pula dengan kemampuan untuk memerintah dan mengendalikan, bahkan kemampuan untuk mencoba dan melancarkan serangan balasan,” kata Amir Avivi, mantan brigadir jenderal Israel yang pernah bertugas menangani “masalah” terowongan Gaza.
“Ada kota yang utuh di seluruh bawah tanah Gaza dengan kedalaman 40-50 meter. Ada bunker dan markas serta tempat penyimpanan, dan tentu saja mereka terhubung dengan lebih dari seribu posisi peluncuran roket,” ujarnya.
Sumber lain memperkirakan kedalaman kota bawah tanah itu mencapai 80 meter.
Sementara sumber keamanan lainnya, dari salah satu negara tetangga Israel, mengatakan bahwa terowongan Hamas dari Mesir masih aktif.
“Rantai pasokan masih utuh saat ini. Ada beberapa perwira militer Mesir terlibat dalam memfasilitasi koordinasi (pasokan di terowongan). Tidak jelas apakah Angkatan Darat Mesir mengetahui hal ini,” katanya kepada Reuters.
Para pejabat Mesir tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters terkait informasi ini. Namun, pada Rabu (25/10/2023) kemarin, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengatakan bahwa peran prajuritnya hanya mengamankan perbatasan Mesir.
Editor: Ahmad Islamy Jamil