Kremlin: Rakyat Rusia Makin Bersatu Hadapi Permusuhan Barat yang Kian Agresif
MOSKOW, iNews.id – Rakyat Rusia diklaim makin bersatu dalam menghadapi permusuhan dengan negara-negara Barat yang kian agresif. Hal itu diungkapkan Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, pekan ini.
“Masyarakat (Rusia) benar-benar terkonsolidasi dalam menghadapi konfrontasi agresif baru dengan (kekuatan) kolektif Barat yang kami hadapi. Dan levelnya sangat tinggi,” kata Peskov dalam wawancara dengan harian Rusia, Izvestia.
Dia mengatakan, pidato Putin di parlemen Rusia baru-baru ini berisi informasi sensitif untuk Barat. Hal itu dapat dilihat dari reaksi cepat mereka dalam menanggapi pidato tersebut—yang mengungkapkan keputusan Moskow untuk menangguhkan perjanjian nuklir dengan Amerika Serikat (New START).
“Dilihat dari fakta bahwa dalam waktu satu jam setelah dunia mendengar keputusan presiden (Putin), kami mengamati pernyataan resmi dari Sekretaris Jenderal NATO (Jens Stoltenberg), dan Departemen Luar Negeri (AS), dan dari Gedung Putih (AS), ini tentu saja merupakan informasi sensitif bagi mereka,” ujar Peskov.
Dia menuturkan, dalam berbagai pernyataan yang dilontarkan Barat tersebut, Rusia justru mendengar nada kecaman tanpa kompromi terhadap Moskow. “Dan tidak adanya keinginan untuk mempertimbangkan keprihatinan Federasi Rusia. Mereka dengan keras kepala tidak mau mendengar kata-kata Putin,” ucap Peskov.
Jubir Istana Kepresidenan Rusia itu mengatakan, jika Barat memang menghendaki Moskow untuk kembali berpartisipasi dalam Perjanjian New START, mereka harus mengubah pendekatan konseptualnya untuk memahami masalah keamanan Rusia.
Pada Selasa (21/2/2023) pekan lalu, Putin menyampaikan pidato di Majelis Federal Rusia (lembaga legislatif setingkat MPR di Indonesia—red). Dalam kesempatan itu, dia mengumumkan bahwa Rusia menangguhkan partisipasi dalam Perjanjian New START.
Pada hari yang sama, Stoltenberg—dengan mengatasnamakan NATO—menyatakan penyesalannya atas keputusan Rusia itu. Dia pun mendesak Moskow untuk mempertimbangkan kembali langkah itu.
Editor: Ahmad Islamy Jamil