Krisis Politik, Hampir 5.000 Orang Tinggalkan Venezuela Setiap Hari
Krisis politik yang terjadi sejak pekan lalu dikhawatirkan menambah parah ketidakpastian di negara kaya minyak itu. Pekan lalu, tokoh oposisi yang juga pemimpin parlemen Majelis Nasional Juan Guaido memproklamirkan diri seagai presiden Venezuela sementara, merebut kekuasaan dari Presiden Nicolas Maduro.
Langkah Guaido itu didukung sebagian besar negara Amerika Latin, Amerika Serikat, sebagian Eropa, dan Australia.
Maduro dilantik sebagai presiden untuk periode kedua belum lama ini setelah memenangkan pemilu pada Mei 2018. Namun oposisi memboikot hasil pemilu karena menganggap ada kecurangan.
Konflik pemerintahan ini tampaknya akan berlangsung panjang. Jaksa Agung Venezuela Tarek Saab meminta Mahkamah Agung membuka penyelidikan terhadap Guaido. Jaksa juga meminta rekening pria 35 tahun itu dibekukan serta melarangnya bepergian keluar negeri.
Dalam tayangan di televisi pemerintah, Saab mengaku sudah meminta dibukanya penyelidikan terkait berbagai kekerasan di negara itu sejak 22 Januari atau sehari sebelum Guaido memproklamirkan diri sebagai presiden sementara.