Kritikus Vladimir Putin Diracuni Pakai Novichok, Kremlin: Tak Ada Alasan Salahkan Rusia
MOSKOW, iNews.id - Kremlin menegaskan tidak ada alasan menyalahkan Pemerintah Rusia terkait tuduhan Jerman bahwa tokoh oposisi yang juga pengkritik Presiden Vladimir Putin, Alexei Navalny, diracuni dengan zat kimia pelumpuh saraf, Novichok.
Navalny kini dirawat di rumah sakit di Berlin, Jerman, setelah diduga diracuni melalui minuman teh di bandara Kota Tomsk, Siberia, dalam perjalanan menuju Moskow pada Agustus lalu.
"Kami tidak ingin mitra kami di Jerman serta negara-negara Eropa lain terburu-buru memberikan penilaian. Tidak ada alasan untuk menuduh Rusia," kata Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dikutip dari AFP, Kamis (3/9/2020).
Dia juga menegaskan tidak ada alasan bagi negara Barat untuk memberlakukan sanksi ekonomi terbaru terhadap negaranya atau menghentikan proyek pipa gas Nord Stream 2.
"Kami tidak paham apa yang bisa menjadi alasan untuk menjatuhkan sanksi," kata Peskov.
Dia menambahkan, pemerintah ingin mengetahui apa yang terjadi pada Navalny. Menurut dia, tak ada pihak yang diuntungkan dengan meracuni pria 44 tahun itu.
"Saya kira tidak ada yang diuntungkan dari ini," kata Peskov.
Pada Rabu (2/9/2020), Jerman mengumumkan Navalny diracuni menggunakan Novichok, zat kimia yang sama digunakan untuk menghabisi mantan agen ganda Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, di Inggris pada 2018.
Navalny ambruk setelah naik pesawat dan sempat dirawat di rumah sakit Omsk sebelum diterbangkan ke Berlin untuk melanjutkan perawatan.
"Dia masih koma tetapi berangsur membaik," kata dokter yang merawatnya.
Editor: Anton Suhartono