Kunjungi Saudi, Trump Bakal Jual Senjata Rp1.600 Triliun termasuk Jet Tempur F-35
WASHINGTON, iNews.id - Amerika Serikat (AS) dilaporkan akan menawarkan paket persenjataan kepada Arab Saudi senilai lebih dari 100 miliar dolar AS (Rp1.683,5 triliun). Paket tersebut akan ditawarkan Presiden AS Donald Trump kepada Arab Saudi dalam kunjungannya pada pertengahan Mei mendatang.
Enam sumber pejabat AS yang mengetahui perkembangan masalah ini mengatakan kepada Reuters, dikutip Sabtu (26/4/2025), proposal tersebut sedang disiapkan untuk diumumkan selama kunjungan Trump.
Pendahulu Trump, Joe Biden, nyaris menyepakati pakta pertahanan dengan Saudi, termasuk penjualan paket senjata dengan nilai fantastis. Meski demikian transaksi gagal karena dibayangi kecurigaan bahwa Biden sekaligus membawa agenda lain, yakni menormalisasi hubungan Saudi dengan Israel.
Selain itu Biden juga menawarkan Saudi akses terhadap persenjataan AS yang lebih canggih. Syaratnya, Saudi harus menghentikan pembelian senjata ke China serta membatasi investasi.
Seorang sumber mengatakan, Lockheed Martin dapat memasok berbagai sistem persenjataan canggih ke Saudi, termasuk pesawat angkut C-130 dan jet tempur F-35. Lockheed juga akan memasok rudal dan radar ke Saudi.
Empat sumber pejabat lainnya mengatakan, RTX Corp, sebelumnya dikenal sebagai Raytheon Technologies, juga akan memainkan peran penting dalam paket tersebut, selain kontraktor pertahanan AS lainnya seperti Boeing, Northrop Grumman, dan General Atomics.
“Hubungan pertahanan kita dengan Kerajaan Arab Saudi lebih kuat daripada sebelumnya di bawah kepemimpinan Presiden Trump. Mempertahankan kerja sama keamanan, tetap menjadi komponen penting dari kemitraan ini, dan kita akan terus bekerja sama dengan Arab Saudi untuk memenuhi kebutuhan pertahanan mereka," kata seorang sumber pejabat pertahanan AS, yang meminta identitasnya tidak dipublikasikan.
Sejauh ini belum ada komentar dari Gedung Putih maupun perwakilan Pemerintah Arab Saudi terkait laporan Reuters tersebut. Beberapa perusahaan pertahanan yang disebut dalam laporan itu juga enggan memberikan komentar.
Seorang juru bicara Lockheed Martin mengatakan, penjualan peralatan militer kepada pihak asing merupakan transaksi antarpemerintah. Oleh karena itu dia menegaskan, pertanyaan soal penjualan senjata ke Saudi sebaiknya disampaikan langsung kepada pemerintah AS.