Lagi, Reporter Perempuan Dilecehkan saat Siaran Langsung Piala Dunia
MOSKOW, iNews.id - Pelecehan seksual terhadap reporter perempuan kembali terjadi di ajang Piala Dunia 2018. Seorang jurnalis stasiun televisi Brasil dicium oleh seorang suporter di Yekaterinburg, menjelang pertandingan antara Jepang dan Senegal, akhir pekan lalu.
Perempuan bernama Julia Guimaraes itu sedang melaporkan situasi di lokasi secara langsung saat peristiwa terjadi.
Saat itulah pelaku mendekati dan berusaha menciumnya. Namun Guimaraes menyadari dirinya akan menjadi target pelecehan lalu menjauhkan wajahnya dari pelaku. Bibir pelaku pun tak sampai mengenai pipi Guimaraes.
Meski sedang siaran langsung, Guimaraes berusaha melawan pria berkacamata itu melalui ucapan.
"Jangan lakukan ini! Jangan pernah lakukan ini lagi," kata Guimaraes, yang langsung dijawab oleh pelaku dengan permohonan maaf, dikutip dari BBC, Selasa (26/6/2018).
"Jangan lakukan ini. Saya tidak akan membiarkan Anda melakukan ini, jangan pernah. Ini tidak sopan, ini tidak benar," katanya, lagi.
Reporter stasiun televisi Globo dan SportTV itu mencurahkan apa yang dialaminya di akun Twitter. Menurutnya, dia tak pernah mengalami kejadian ini saat bertugas di Brasil.
Ini merupakan pelecehan kedua yang dialaminya selama bertugas di Rusia. Peristiwa pertama terjadi di Moskow saat pertandingan antara Rusia dengan Mesir.
"Kali ini, saya merespons. Tapi sedihnya, orang-orang tidak mengerti mengapa orang merasa mereka berhak melakukan itu," ujarnya, menjelaskan alasan mengapa dia tidak fokus dengan siaran langsungnya saat peristiwa terjadi.
Sebelumnya, seorang jurnalis koresponden asal Kolombia untuk stasiun televisi Deutsche Welle (DW) Espanol dilecehkan saat siaran langsung di Kota Saransk.
Perempuan bernama Julieth Gonzalez Theran itu sedang melaporkan situasi di lokasi menjelang pertandingan Rusia vs Arab Saudi pada 14 Juni.
Gonzalez Theran dilecehkan dengan diremas dadanya serta dicium. Namun demi alasan profesionalitas, Gonzalez Theran tetap melanjutkan siarannya. Setelah itu dia mengeluhkan apa yang dialaminya di dunia maya.
"Kami tak pantas diperlakukan seperti ini. Kami juga patut dihargai dan profesional," kata Gonzalez Theran.
Editor: Anton Suhartono