Lagi! Serangan Rusia Bikin Putus Aliran Listrik untuk 280.000 Warga Ukraina
KIEV, iNews.id – Rusia kembali meluncurkan serangan rudal dan drone ke Ukraina pada Kamis (20/6/2024) dini hari waktu setempat. Serangan kali ini menyebabkan kerusakan signifikan pada pembangkit listrik tenaga panas di negeri yang dipimpin Presiden Volodymyr Zelensky itu.
Kementerian Energi Ukraina menyatakan, serangan Rusia tersebut menyasar infrastruktur energi di empat wilayah. Akibatnya, fasilitas listrik rusak dan tujuh pekerja luka-luka. "Aliran listrik ke lebih dari 218.000 konsumen terputus," kata kementerian itu seperti dilansir Reuters, hari ini.
Berbagai serangan rudal dan drone Rusia telah menghancurkan separuh kapasitas pembangkit energi Ukraina sejak Maret lalu. Kiev pun terpaksa memberlakukan pemadaman listrik bergilir di berbagai daerah. Moskow menilai fasilitas energi adalah target militer yang sah bagi Rusia. Di samping itu, beberapa serangan tersebut juga sebagai pembalasan atas serangan yang dilancarkan Ukraina di wilayah Rusia.
Selama berbulan-bulan terakhir, Kiev telah meminta para sekutunya di Barat untuk memasok lebih banyak alat pertahanan udara untuk menangkis berbagai serangan udara yang dilakukan Rusia. Agresi militer kala penuh yang dilakukan Moskow di Ukraina telah berlangsung selama hampir 28 bulan, sehingga membuat stok senjata Kiev merosot.
Angkatan Udara Ukraina mengatakan, pihaknya menembak jatuh lima dari sembilan rudal dan 27 drone yang diluncurkan Rusia di 10 wilayah Ukraina selama serangan pada dini hari itu. Perusahaan listrik swasta DTEK mengatakan, salah satu pembangkit listrik tenaga panasnya mengalami kerusakan signifikan akibat serangan pesawat tak berawak Rusia. Serangan tersebut adalah serangan skala besar ketujuh terhadap infrastruktur DTEK sejak 22 Maret.
Sementara operator jaringan listrik nasional Ukraina, Ukrenergo mengatakan, serangan itu bakal menyebabkan peningkatan jumlah pemadaman bergilir pada Kamis ini. Militer Ukraina mengatakan, serangan itu sebagian besar menargetkan bagian timur negara itu, khususnya wilayah Dnipropetrovsk.
Editor: Ahmad Islamy Jamil