Lahirnya Orde Baru, Transisi dari Orde Lama ke Era Soeharto
JAKARTA, iNews.id - Latar belakang lahirnya Orde baru menjadi salah satu fase bersejarah yang krusial dalam sejarah Indonesia. Orde Lama yang dipimpin oleh Presiden Soekarno mengalami berbagai tantangan yang mengarah pada berakhirnya masa pemerintahannya dan munculnya Orde Baru yang dipimpin oleh Jenderal Soeharto.
Latar belakang lahirnya Orde Baru merupakan hasil dari sejumlah faktor kunci yang membentuk perjalanan transisi dari Orde Lama ke era baru yang dipimpin oleh Jenderal Soeharto.
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi latar belakang Orde Baru adalah tingkat inflasi yang sangat tinggi, khususnya pada tahun 1966.
Inflasi yang mencapai angka 600 persen secara langsung memengaruhi harga-harga makanan pokok dan kebutuhan dasar masyarakat dan menyebabkan penderitaan.
Ketegangan politik antara tiga partai besar, yaitu PKI, Partai Masyumi, dan NU, memainkan peran penting dalam peralihan ke Orde Baru.
Persaingan sengit untuk memperebutkan kekuasaan di parlemen menciptakan ketegangan politik di seluruh negeri.
Konflik dalam tubuh TNI dan Dekrit Presiden yang memberikan kekuatan besar kepada militer berkontribusi pada latar belakang lahirnya Orde Baru. Militer menjadi lebih bebas dalam urusan politik yang akhirnya memecah belah angkatan darat dan mengancam stabilitas keamanan dalam negeri.
Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat adalah gerakan yang menuntut pembubaran PKI, perombakan kabinet Dwikora, dan penurunan harga barang-barang pokok karena inflasi. Upaya untuk memenuhi tuntutan ini dengan melakukan reshuffle kabinet tidak memadai dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia.
Peristiwa tragis di mana pejabat tinggi TNI dibunuh secara serentak, yang kemudian memicu kemarahan masyarakat terhadap Soekarno. Ketidakmampuan Soekarno untuk mengambil tindakan yang tegas membuat dukungan terhadap pemerintahannya semakin menurun.
Supersemar memberikan wewenang luar biasa kepada Jenderal Soeharto untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan demi menjaga stabilitas negara. Supersemar menciptakan titik awal bagi munculnya Orde Baru.
Melalui penentuan resmi oleh MPR dan TAP MPRS no.XXXIII/1964 MPRS pada tahun 1967, Presiden Soekarno dicabut jabatannya dan Jenderal Soeharto diangkat menjadi Presiden baru, membentuk pemerintahan yang berkuasa selama 32 tahun.
Sistem Pemerintahan Orde Baru
Orde Baru yang dipimpin oleh Jenderal Soeharto, mengadopsi konsep Demokrasi Pancasila sebagai dasar pemerintahannya. Visi utamanya adalah menerapkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Sistem pemerintahan Orde Baru adalah presidensial, dengan UUD 1945 sebagai dasar konstitusi yang berlaku. Di bawah kepemimpinan Soeharto, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, meskipun tetap diiringi oleh praktik korupsi yang merajalela.
Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto setelah berkuasa lebih dari tiga dekade, akhirnya runtuh akibat krisis moneter Asia pada tahun 1997 yang menghancurkan ekonomi Indonesia. Demonstrasi yang intens dari mahasiswa dan masyarakat umum setelah kenaikan harga bahan bakar pada 4 Mei 1998, meningkatkan ketidakpuasan rakyat.
Tragedi Trisakti menjadi puncak ketegangan dan memicu lebih banyak protes setelah empat mahasiswa ditembak di Universitas Trisakti,. Akhirnya, pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri dan mengakhiri pemerintahan Orde Baru yang pernah dimulai dengan Supersemar.
Demikianlah artikel mengenai latar belakang lahirnya Orde Baru hingga jatuhmya pemerintahan Orde Baru setelah 32 tahun berkuasa.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq