Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Amerika Ingin Rebut Minyak, Venezuela: Mimpi!
Advertisement . Scroll to see content

Lebih dari 20 Jurnalis Asing Dipaksa Angkat Kaki dari China, Ini Daftarnya

Selasa, 08 September 2020 - 16:02:00 WIB
Lebih dari 20 Jurnalis Asing Dipaksa Angkat Kaki dari China, Ini Daftarnya
Para jurnalis sedang meliput berita (ilustrasi). (Foto: Pixabay)
Advertisement . Scroll to see content

SYDNEY, iNews.id – Selama setahun terakhir, banyak jurnalis asing yang bekerja untuk perusahaan media Barat dipaksa meninggalkan China. Sebagian besar dari wartawan itu diusir lantaran izin kerja mereka dicabut atau tidak diperpanjang oleh otoritas negeri tirai bambu.

Klub Koresponden Asing China (FCCC) pada Senin (7/8/2020) mengungkapkan, penguasa Tiongkok telah mencatat rekor dengan mengusir 17 jurnalis asing dari negara itu sepanjang paruh pertama tahun ini saja.

Pengusiran itu terjadi di tengah memburuknya hubungan diplomatik antara China dan Amerika Serikat beserta sekutunya yang dipicu oleh berbagai isu, mulai dari masalah perdagangan hingga teknologi. Terakhir, konflik kedua pihak semakin meruncing tatkala China semakin membatasi hak-hak demokrasi di Hong Kong.

China menyatakan, tindakan Beijing terhadap para wartawan asing kali ini hanya sebagai cerminan atas pembatasan yang diterapkan terhadap para jurnalis Tiongkok yang bekerja di AS. Pasalnya, pemerintah AS di bawah pimpinan Presiden Donald Trump telah membatasi visa reporter China menjadi 90 hari saja.

Di bawah ini adalah daftar peristiwa pengusiran paksa jurnalis asing dari Tiongkok, seperti dihimpun Reuters:

AGUSTUS 2019

China tidak bersedia memperpanjang kartu pers Chun Han Wong, jurnalis berkewarganegaraan Singapura yang bekerja untuk Wall Street Journal di Beijing.

Wong pernah menulis cerita tentang aktivitas salah satu sepupu Presiden China Xi Jinping di Australia.

FEBRUARI 2020

China mencabut kredensial pers dari tiga jurnalis Wall Street Journal setelah surat kabar tersebut menolak untuk meminta maaf atas kolom opini yang menyebut China sebagai “orang Asia sakit yang sebenarnya” (the real sick man of Asia).

Ketiga jurnalis tersebut adalah Josh Chin dan Chao Deng yang berkewarganegaraan AS, serta Philip Wen asal Australia.

Pencabutan kredensial pers ketiga orang itu dilakukan Beijing setelah Amerika menyatakan bakal mulai memperlakukan lima entitas media yang dikelola Pemerintah China dengan operasi AS, sama seperti yang dilakukan kedutaan asing.

MARET 2020

China mencabut kredensial pers sekitar 12 jurnalis New York Times, Wall Street Journal, dan Washington Post.

Pengusiran itu menyusul langkah Washington DC untuk memangkas jumlah jurnalis dari empat media China yang diizinkan bekerja di Amerika Serikat, dari sebelumnya 160 orang menjadi 100 orang.

AGUSTUS 2020

Warga negara Australia dan pembawa acara televisi CGTN, Cheng Lei, ditahan oleh otoritas Tiongkok. Cheng membawakan program acara bisnis dan menjadi pembawa berita terkenal di saluran berbahasa Inggris CGTN. Video-video acaranya telah dihapus dari situs media Pemerintah China.

CGTN adalah jaringan televisi milik Pemerintah China.

7 SEPTEMBER 2020

China menolak memperbarui kredensial pers lima wartawan dari empat media asal AS, termasuk Bloomberg, CNN, dan Wall Street Journal (WSJ).

Sebagai gantinya, para jurnalis diberi surat yang memungkinkan mereka untuk terus bekerja di China dengan kredensial pers mereka yang telah kedaluwarsa selama sekitar dua bulan.

Langkah itu dilakukan ketika jurnalis China di Amerika Serikat menunggu perpanjangan visa kerja mereka yang sudah tidak berlaku. Para jurnalis Tiongkok telah diizinkan untuk tinggal di Amerika Serikat selama masa tenggang 90 hari yang berakhir pada awal November.

Di antara jurnalis yang ditolak perpanjangan kartu persnya itu adalah Jeremy Page (berkebangsaan Inggris) dari Wall Street Journal, reporter CNN David Culver (berkebangsaan Amerika), dan dua jurnalis Bloomberg non-Amerika.

8 SEPTEMBER 2020

Dua jurnalis Australia di China dilarikan pulang setelah mereka diintimidasi oleh aparat keamanan China.

Kedua wartawan itu adalah Bill Birtles dari Australian Broadcasting Corp (ABC) dan Michael Smith dari Australian Financial Review (AFR). Mereka sempat dilarang meninggalkan China sampai bersedia menjawab pertanyaan polisi tentang Cheng Lei.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut