Ledakan Bom Mobil dan Serangan Bersenjata di Afghanistan Lukai 53 Orang
KABUL, iNews.id - Sedikitnya 53 orang luka akibat ledakan dahsyat yang mengguncang ibu kota Afghanistan, Kabul, Senin (1/7/2019) pagi. Serangan disertai dengan baku tembak antara pelaku dan pasukan keamanan.
Lokasi ledakan dan penyerangan merupakan kawasan Puli Mahmood Khan yakni berisi gedung pemerintahan serta kompleks Zona Hijau tempat berkantornya perwakilan asing.
Kuatnya ledakan menyebabkan bangunan berjarak 2 kilometer dari lokasi merasakan guncangannya.
"Awalnya, bom mobil terjadi lalu beberapa pelaku mengambil alih sebuah gedung. Lokasi itu lalu dikepung polisi satuan khusus dan berhasil melumpuhkan pelaku," kata Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri, Nasrat Rahimi, dikutip dari AFP.
Menteri Kesehatan Wahidullah Mayar dalam cuitannya menyebutkan ada 53 korban luka yang dilarikan ke rumah sakit. Dia menambahkan, ada kemungkinan jumlah korban terus bertambah.
Lokasi sekitar ledakan merupakan gedung pemerintah dan markas militer, termasuk kementerian pertahanan dan dinas intelijen. Selain itu ada pula kantor Federasi Sepak Bola Afghanistan dan Badan Kriket Afghanistan.
Juru bicara federasi sepak bola Shams Amini mengatakan, ledakan terjadi tak jauh dari pintu gerbang kantornya.
"Beberapa rekan kami terjebak di dalam, kami mendapat laporan ada beberapa orang luka. Kami tak tahu jika para pelaku masuk ke gedung," katanya.
Sejauh ini belum ada pihak mengaku bertanggung jawab. Polisi juga belum bisa memastikan sasaran yang dituju para pelaku, mengingat di lokasi itu banyak kantor dan perwakilan asing.
Serangan bom ini terjadi 2 hari setelah Taliban dan Amerika Serikat memulai pembicaraan putaran ketujuh di Doha, Qatar. Tujuan pertemuan ini mencari solusi damai menjelang pemilihan presiden Afghanistan yang berlangsung pada September mendatang.
Negosiasi berpusat pada empat isu yakni kontra-terorisme, kehadiran pasukan asing, dialog intra-Afghanistan, serta gencatan senjata permanen.
Kesepakatan yang bisa saja dicapai adalah AS setuju menarik seluruh tentaranya dari Afghanistan setelah lebih dari 17 tahun. Meski demikian, kesepakatan itu bisa memicu kekhawatiran di warga Afghanistan yang takut jika Taliban berkuasa.
Namun Taliban akan menjamin tak melakukan kekerasan dan menjadikan Afghanistan sebagai tempat yang aman.
Editor: Anton Suhartono