Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Indonesia Kerja Sama dengan Rusia, Bikin Kapal Cepat Ramah Lingkungan
Advertisement . Scroll to see content

Lini Masa Sejarah Politik Ukraina sejak Keluar dari Uni Soviet pada 1991

Kamis, 24 Februari 2022 - 15:51:00 WIB
Lini Masa Sejarah Politik Ukraina sejak Keluar dari Uni Soviet pada 1991
Bendera Ukraina berkibar di Kota Kiev (ilustrasi). (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

MOSKOW/KIEV, iNews.id – Pasukan Rusia hari ini mulai melancarkan serangan ke beberapa kota di Ukraina. Selain itu, Moskow juga mendaratkan pasukannya di pantai selatan negara tetangganya tersebut.

Serangan itu berlangsung tepat setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengesahkan operasi militer khusus di Ukraina Timur.

Di masa lalu, Rusia dan Ukraina pernah bersama-sama menata negara di bawah bendera Uni Soviet. Namun, sejak meredupnya pengaruh komunis yang ditandai dengan runtuhnya Blok Timur, lebih dari 30 tahun silam, kedua negara bertetangga itu acap kali terlibat konflik.

Berikut lini masa peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah politik Ukraina sejak memperoleh kemerdekaan dari Moskow pada 1991, seperti dirangkum Reuters, Kamis (24/2/2022):

1991: Pemimpin Republik Soviet Ukraina, Leonid Kravchuk, mendeklarasikan kemerdekaan dari Moskow. Dalam referendum dan pemilunya, Ukraina menyetujui kemerdekaan dan memilih Kravchuk sebagai presiden.

1994: Leonid Kuchma mengalahkan Kravchuk dalam pemilihan presiden. Sebagian besar pengamat politik menilai pemilu kala itu berlangsung secara bebas dan adil.

1999: Kuchma terpilih kembali sebagai presiden Ukraina dalam pemungutan suara yang penuh dengan ketidakberesan.

2004: Calon presiden Viktor Yanukovich pro-Rusia menang pemilu. Namun, setelah dinyatakan sebagai presiden terpilih, dia gagal menjabat karena tuduhan kecurangan suara memicu aksi protes besar dalam negeri—yang kemudian dikenal sebagai Revolusi Oranye. 

Situasi itu memaksa Ukraina menggelar pemilu ulang. Seorang mantan perdana menteri Ukraina yang pro-Barat, Viktor Yuschenko, akhirnya terpilih sebagai presiden.

2005: Yuschenko mengambil alih kekuasaan dengan janji untuk memimpin Ukraina keluar dari bayang-bayang Rusia. Dia menyatakan niat untuk membawa Ukraina menjadi anggota NATO dan Uni Eropa. 

Yuschenko menunjuk mantan bos perusahaan energi Yulia Tymoshenko sebagai perdana menteri. Akan tetapi, setelah adanya pertikaian politik di kubu pro-Barat, perempuan itu dipecat dari kursi PM.

2008: NATO menjanjikan Ukraina untuk bergabung dengan aliansi tersebut.

2010: Yanukovich mengalahkan Tymoshenko dalam pemilihan presiden. Rusia dan Ukraina mencapai kesepakatan harga gas sebagai imbalan untuk memperpanjang sewa untuk Angkatan Laut Rusia di pelabuhan Laut Hitam Ukraina.

2013: Pemerintah Yanukovich menangguhkan pembicaraan perdagangan dan asosiasi dengan Uni Eropa pada November. Dia memilih untuk menghidupkan kembali hubungan ekonomi dengan Moskow. Langkah sang presiden memicu demonstrasi massal selama berbulan-bulan di Ibu Kota Kiev.

2014: Aksi protes yang sebagian besar terfokus di sekitar alun-alun Maidan Kiev, berubah menjadi kekerasan. Puluhan pengunjuk rasa tewas.

Februari 2014: Parlemen Ukraina memutuskan untuk memakzulkan Yanukovich—yang sudah lebih dulu melarikan diri dari negara itu. Beberapa hari kemudian, kelompok bersenjata merebut parlemen di wilayah Krimea, Ukraina, dan mengibarkan bendera Rusia. 

Moskow mencaplok Krimea menyusul referendum 16 Maret yang menunjukkan dukungan luar biasa di wilayah itu untuk bergabung dengan Federasi Rusia

April 2014: Kelompok separatis pro-Rusia di wilayah timur Donbass mendeklarasikan kemerdekaan. Pertempuran pun pecah, yang terus berlanjut secara sporadis hingga 2022, meskipun lebih sering diwarnai gencatan senjata.

Mei 2014: Pengusaha Petro Poroshenko memenangkan pemilihan presiden dengan mengusung agenda pro-Barat.

2017: Perjanjian antara Ukraina dan Uni Eropa membuka perdagangan bebas barang dan jasa untuk kedua belah pihak. Perjanjian itu juga menyepakati perjalanan bebas visa ke Uni Eropa untuk orang-orang Ukraina.

2019: Gereja Ortodoks Ukraina yang baru dibentuk mendapatkan pengakuan resmi dari sejumlah gereja internasional, hal itu membuat marah Kremlin.

Mantan aktor Volodymyr Zelensky mengalahkan Poroshenko dalam pemilihan presiden pada April. Dalam kampanyenya, dia berjanji untuk memberantas korupsi dan mengakhiri perang di Ukraina Timur. Partai Pelayan Rakyat yang mengusungnya juga memenangkan pemilihan parlemen pada Juli.

Pada Juli, Presiden AS Donald Trump meminta Zelensky untuk menyelidiki Joe Biden dan putranya, Hunter Biden, mengenai kemungkinan transaksi bisnis di Ukraina. Trump dan Biden bersaing di Pilpres AS 2020.

Maret 2020: Ukraina memberlakukan lockdown alias penguncian pertama untuk mengekang wabah Covid-19.

Juni 2020: Dana Moneter Internasional (IMF) menyetujui bantuan 5 miliar dolar AS untuk membantu Ukraina mencegah kegagalan ekonomi (default) selama resesi yang disebabkan oleh pandemi.

Januari 2021: Zelensky meminta Presiden AS Joe Biden untuk mengizinkan Ukraina bergabung dengan NATO.

Februari 2021: Pemerintah Zelensky menjatuhkan sanksi pada Viktor Medvedchuk, seorang pemimpin oposisi dan sekutu Rusia yang paling menonjol di Ukraina.

Maret – Juni 2021: Rusia mengumpulkan pasukan di dekat perbatasan Ukraina. Moskow berdalih itu hanya latihan.

Oktober 2021: Ukraina menggunakan drone Bayraktar TB2 Turki untuk pertama kalinya di Ukraina Timur yang dikuasai pemberontak pro-Rusia. Tindakan Kiev itu membuat marah Moskow.

November Desember 2021: Rusia kembali mulai mengumpulkan pasukan di dekat Ukraina.

7 Desember 2021: Biden memperingatkan Rusia tentang sanksi ekonomi Barat jika menginvasi Ukraina.

17 Desember 2021: Rusia mengajukan tuntutan keamanan terperinci kepada Barat. Tuntutan itu termasuk jaminan yang mengikat secara hukum bahwa NATO akan menghentikan aktivitas militer dalam bentuk apa pun di Eropa Timur dan Ukraina.

14 Januari 2022: Serangan siber menghantam situs web Pemerintah Ukraina.

17 Januari 2022: Pasukan Rusia mulai tiba di Belarusia, di utara Ukraina, untuk latihan bersama.

24 Januari 2022: NATO menempatkan pasukan dalam keadaan siaga dan memperkuat Eropa Timur dengan lebih banyak kapal dan jet tempur.

26 Januari 2022: AS memberikan tanggapan tertulis terhadap tuntutan keamanan Rusia. Inti dari jawaban tertulis itu adalah, Washington DC menolak permintaan Moskow, sambil mengulangi komitmen AS terhadap kebijakan “pintu terbuka” NATO kepada Ukraina. Pada saat yang sama, AS menawarkan diskusi “yang sama-sama menguntungkan” kepada Rusia terkait krisis Ukraina.

28 Januari 2022: Presiden Vladimir Putin mengatakan tuntutan keamanan utama Rusia belum ditanggapi Barat.

2 Februari 2022: Amerika Serikat mengatakan akan mengirim 3.000 tentara tambahan ke Polandia dan Rumania untuk membantu melindungi sekutu NATO di Eropa Timur dari dampak krisis Ukraina.

4 Februari 2022: Putin mendapatkan dukungan China terkait masalah Ukraina.

7 Februari 2022: Presiden Prancis Emmanuel Macron berusaha menengahi konflik antara Moskow dan Kiev dengan mengunjungi Putin dan Zelensky di ibu kota masing-masing negara.

9 Februari 2022: Departemen Luar Negeri AS menyarankan orang Amerika di Ukraina untuk segera meninggalkan negeri bekas Soviet itu. Negara-negara lain juga mendesak warganya untuk pergi dari Ukraina.

14 Februari 2022: Zelensky mendesak warga Ukraina untuk mengibarkan bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan secara serempak pada 16 Februari—tanggal yang menurut beberapa media Barat menjadi momentum invasi Rusia.

15 Februari 2022: Rusia mengatakan beberapa pasukannya kembali ke pangkalan setelah latihan di dekat Ukraina dan mengejek peringatan Barat berlebihan tentang invasi. Parlemen Rusia meminta Putin untuk mengakui kemerdekaan dua wilayah memisahkan diri dari Kiev di Ukraina Timur.

18 Februari 2022: Duta Besar AS untuk Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE), Michael Carpenter mengatakan, Rusia mungkin telah mengumpulkan antara 169.000-190.000 personel di dan dekat Ukraina.

19 Februari 2022: Pasukan nuklir strategis Rusia mengadakan latihan yang diawasi langsung oleh Putin.

21 Februari 2022: Macron mengatakan Biden dan Putin pada prinsipnya telah menyetujui pertemuan puncak untuk membahas krisis Ukraina.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Putin mengatakan Ukraina adalah bagian integral dari sejarah Rusia. Ukraina menurutnya tidak pernah memiliki sejarah kenegaraan asli, dan kini dikelola oleh kekuatan asing, serta memiliki rezim boneka. 

Putin menandatangani perjanjian untuk mengakui Donetsk dan Luhansk, dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina Timur sebagai wilayah merdeka. Dia pun memerintahkan pasukan Rusia untuk “menjaga perdamaian” di sana.

22 Februari 2022: AS, Inggris, dan sekutunya memberlakukan sanksi terhadap para anggota Parlemen Rusia beserta bank-bank dan aset lainnya. Jerman menghentikan sertifikasi final pipa gas Nord Stream 2 yang masih menunggu persetujuan.

Dalam pidato yang disiarkan di TV, Putin menuntut demiliterisasi Ukraina. Dia mengatakan Perjanjian Damai Minsk atas republik-republik yang memisahkan diri (Donetsk dan Luhansk) sudah tak berlaku lagi. Putin pun menyalahkan Kiev karena merusak kesepakatan itu.

23 Februari 2022: Para pemimpin separatis yang didukung Rusia meminta bantuan Rusia untuk memukul mundur agresi tentara Ukraina.

24 Februari 2022: Putin mengizinkan “operasi militer khusus” di Ukraina Timur dan meminta pasukan Ukraina untuk meletakkan senjata mereka dalam pidato yang disiarkan televisi. Pasukan Rusia memulai serangan rudal dan artileri terhadap pasukan Ukraina dan pangkalan udara, menyerang daerah-daerah di kota-kota besar.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut