Makin Panas! Giliran Najib Razak Sebut Mahathir Mohamad Diktator
KUALA LUMPUR, iNews.id - Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak ikut berkomentar soal percekcokan Mahathir Mohamad dengan Anwar Ibrahim. Najib, politikus UMNO yang dihukum atas kasus mega-korupsi 1MDB, berada di pihak Anwar.
Najib mengecam Mahathir atas pernyataannya yang menyebut Anwar sebagai diktator. Dia bahkan menyebut Mahathir lah yang diktator.
Menurut Najib, dalam posting-an di Facebook, Mahathir seharusnya tidak menyebut orang lain sebagai diktator karena dirinya pernah menindas orang lain selama menjabat perdana menteri.
"Siapa yang menerapkan Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri (ISA) dan mengganti Jaksa Agung, ketua Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC), dan Hakim Agung untuk keuntungan sendiri?" kata Najib, dalam posting-an, seperti dilaporkan kembali The Star, Senin (20/3/2023).
Najib juga membeberkan sejumlah peristiwa yang merugikannya di bawah pemerintahan Mahathir.
"(Mahathir) Melarang keluarga saya meninggalkan negara ini sebelum ada dakwaan, membekukan rekening bank keluarga kami," ujarnya.
Kecaman juga disampaikan anggota parlemen, Kasthuri Patto. Dia menegaskan Mahathir tidak punya otoritas moral untuk menyebut Anwar sebagai diktator.
Kasthuri mengenang bagaimana ayahnya ditahan di bawah penerapan ISA pada 1987 saat Mahathir menjabat perdana menteri.
“Anda menahan mereka selama beberapa bulan, beberapa tahun, dan puluhan tahun menggunakan ISA yang kejam, sementara tidak pernah membiarkan mereka diadili di pengadilan. Itu adalah aturan tangan besi," ujarnya.
Mahathir menyebut Anwar sebagai diktator sebagai respons atas larangan acara unjuk rasa Proklamasi Melayu yang seharusnya digelar pada Minggu (19/3/2023).
Tak ada satu pun venue yang memberi izin tempatnya digunakan untuk acara. Mahathir dijadwalkan hadir ke acara tempat kumpul kalangan Melayu itu.
Dia menegaskan masa kepemimpinan Anwar ditandai dengan meningkatnya sikap intoleransi, termasuk dalam hal kebebasan berbicara yakni dengan menyerang oposisi dan para pengkritik.
"Dari pidatonya yang menentang saya, saya yakin dia berada di balik pelarangan ini untuk mencoba menutup mulut orang yang ingin mengatakan yang sebenarnya," kata Mahathir.
“Hanya diktator yang tidak mengizinkan orang mengkritik pemerintah," ujarnya, menegaskan.
Editor: Anton Suhartono