Mantan Komandan Wagner Andrei Troshev Dipanggil Putin, Bakal Gantikan Prigozhin?
MOSKOW, iNews.id - Presiden Rusia Vladimir Putin memanggil Andrei Troshev, mantan komandan senior perusahaan militer swasta Wagner Group, Kamis (28/9/2023). Troshev kini bekerja untuk Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia.
Beberapa hari setelah pemberontakan Wagner terhadap kepemimpinan militer Rusia, Putin menawarkan kepada perusahaan itu untuk terus beroperasi, termasuk dalam perang di Ukraina. Hanya saja Putin menyarankan agar jabatan komandan kembali diisi Troshev. Saat itu pemimpin Wagner masih dijabat Yevgeny Prigozhin.
Istana Kremlin menyatakan, Putin bertemu Troshev, atau juga dikenal dengan nama samaran Sedoi (Rambut Abu-Abu). Turut hadir dalam pertemuan Wakil Menteri Pertahanan Yunus Bek Yevkurov.
Putin berbicara kepada Troshev tentang bagaimana para tentara bayaran bisa melakukan berbagai tugas tempur di zona operasi militer khusus Ukraina.
“Anda telah berjuang dalam unit ini selama lebih dari setahun. Anda paham apa itu, bagaimana hal itu dilakukan. Anda tahu tentang masalah-masalah yang perlu diselesaikan terlebih dulu sehingga tugas tempur berjalan dengan cara terbaik dan paling sukses,” kata Putin, dikutip dari Reuters, Jumat (29/9/2023).
Putin melanjutkan bahwa dia ingin membahas soal dukungan sosial bagi para relawan yang terlibat dalam pertempuran.
Sementara itu Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Troshev sudah bekerja untuk kemhan.
Troshev merupakan veteran perang Rusia yang pernah bertugas di Afghanistan dan Chechnya. Dia bertempur di Afghanistan selama perang Uni Soviet yang berlangsung sekitar 10 tahun.
Setelah Uni Soviet runtuh, dia bertugas di Kaukasus Utara bersama tentara Rusia kemudian di SOBR, unit pasukan khusus reaksi cepat Kementerian Dalam Negeri Rusia. Dia menjabat sebagai komandan di unit tersebut.
Atas jasanya di Afghanistan, Troshev dianugerahi Ordo Bintang Merah dua kali serta medali tertinggi Rusia, Pahlawan Rusia, pada 2016. Penghargaan itu diberikan atas jasanya dalam penyerbuan Palmyra di Suriah melawan militan ISIS.
Editor: Anton Suhartono