Mantan PM Italia: Strategi NATO dalam Konflik Ukraina Gagal!
ROMA, iNews.id – Mantan Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte, menilai strategi NATO dalam konflik Ukraina belum memberikan hasil yang diinginkan oleh aliansi militer tersebut. Sementara itu, sanksi ekonomi yang dijatuhkan Barat terhadap Rusia tidak mampu melumpuhkan perekonomian Moskow.
“Strategi yang dilakukan NATO sejauh ini, berdasarkan pasokan militer terus-menerus ke Ukraina dan logika eskalasi, tidak menghasilkan kekalahan militer yang diinginkan Rusia,” ungkap Conte di media sosialnya, Sabtu (26/8/2023).
“Justru sebaliknya. Tidak ada kekalahan tentara Rusia di Bakhmut (Ukraina), tidak ada disintegrasi unit militernya, tidak ada kemunduran (pasukan Moskow) selama serangan balasan Ukraina,” ujar pemimpin partai oposisi Gerakan 5 Stelle (Bintang Lima) itu lagi.
Dia mengatakan, sanksi ekonomi yang dikenakan pada Rusia tidak menyebabkan kebangkrutan dan bahkan tidak melemahkan perekonomian negeri beruang merah itu. Dia pun mencatat, kemungkinan untuk menciptakan ketidakstabilan dalam negeri Rusia telah pupus di tengah kuatnya kepemimpinan Presiden Vladimir Putin dan pertumbuhan ekonomi Moskow.
Kebijakan-kebijakan Barat, kata Conte, tidak menyebabkan Rusia terkucilkan.“Isolasi terhadap Rusia sama sekali tidak menjadi kenyataan. Sebaliknya. Pertemuan puncak kelompok BRICS ke-15, yang dipimpin oleh Rusia dan China, baru saja selesai, dengan prospek nyata perluasan lebih lanjut pada 2024, yang akan mencakup 45 persen populasi dunia dan 38,2 persen PDB global,” ujar politikus senior Italia itu lagi.
Menurutnya, konflik di Ukraina telah menyingkapkan ketidakmampuan Uni Eropa untuk mengembangkan strategi bersama yang efektif dan menjalankan kepemimpinan politik dan ekonomi yang independen. Sementara, para pemimpin Eropa kini terus berada di bawah bayang-bayang Amerika Serikat.
Rusia melancarkan operasi militernya di Ukraina pada 24 Februari 2022 sebagai tanggapan atas seruan Donetsk dan Luhansk—yang memisahkan diri dari Kiev—untuk meminta perlindungan dari pasukan Ukraina. Sejak itu, Uni Eropa memberlakukan 11 paket sanksi terhadap Rusia, dan telah memasok berbagai macam senjata ke Ukraina.
Editor: Ahmad Islamy Jamil