Mantan PM Jepang Shinzo Abe Tewas di Tangan Tetsuya Yamagami, Siapa Dia?
TOKYO, iNews.id - Pria berkacamata itu berhasil berdiri begitu dekat di belakang mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Tak lama setelah Abe memulai pidato, dia mengeluarkan senjata dari tas dan menembaknya dua kali.
Orang itu adalah Tetsuya Yamagami. Seorang pria berkacamata umur 41 tahun. Diketahui, dia merupakan anggota Pasukan Bela Diri Maritim dari 2002-2005.
Juru bicara angkatan laut Jepang mengatakan, Yamagami ini bergabung dengan unit pelatihan di Sasebo, pangkalan angkatan laut utama di barat daya. Dia lantas ditugaskan ke bagian artileri perusak dan dilanjutkan ke kapal pelatihan di Hiroshima.
"Selama dinas, anggota Pasukan Bela Diri berlatih dengan peluru tajam setahun sekali. Mereka juga berlatih merusak dan memperbaiki serta merawat senjata," kata seorang perwira senior angkatan laut kepada Reuters.
Namun keahlian membuat senjata yang dimiliki Yamagami mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, Pasukan Bela Diri mengikuti perintah ketika melakukannya.
"Sulit dipercaya mereka memperoleh pengetahuan yang cukup untuk bisa membuat senjata. Bahkan tentara yang bertugas lama tidak tahu cara membuat senjata," katanya.
Setelah tak lagi bergabung dengan angkatan laut, Yamagami mendaftar di sebuah perusahaan. Pada akhir 2020 mulai bekerja di sebuah pabrik di Kyoto sebagai operator forklift.
Dilansir dari surat kabar Mainichi, dia tidak memiliki masalah dalam bekerja. Hingga pada pertengahan April, dia bolos kerja tanpa izin.
Dia lalu mengaku kepada bos ingin berhenti kerja. Dia pun menghabiskan liburannya dan selesai pada 15 Mei.
Yamagami tinggal di lantai delapan sebuah bangunan apartemen kecil. Lantai dasar apartemen itu penuh dengan bar dan diskotek.
Di apartemen tersebut, lift hanya beroperasi hingga lantai tiga dengan alasan penghematan biaya. Maka dari itu, Yamagami harus naik turun tangga menuju kamarnya.
Salah satu tetangganya, perempuan berusia 69 tahun yang tinggal satu lantai di bawahnya, sempat melihat Yamagami tiga hari sebelum pembunuhan Abe.
"Saya menyapa tapi dia mengabaikan saya. Dia hanya melihat ke bawah ke samping tanpa mengenakan masker. Dia tampak gugup," kata wanita yang hanya menyebut nama keluarganya Nakayama itu kepada Reuters.
Dia menambahkan, Yamagami seolah tak melihatnya. Nakayama menduga ada sesuatu yang mengganggu Yamagami saat itu.
Untuk tinggal di flat tersebut, Yamagami harus membayar sewa 35.000 yen atau Rp3,8 juta sebulan.
Seorang wanita Vietnam yang tinggal dua pintu dari kamar Yamagami, Mai, mengatakan, pria itu suka menyendiri.
"Aku melihatnya beberapa kali. Aku membungkuk padanya di lift, tapi dia tidak mengatakan apa-apa," katanya.
Editor: Umaya Khusniah