MOSKOW, iNews.id – Mantan Presiden Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, mendukung dialog antara Rusia dan AS tentang isu-isu keamanan. Dia pun berharap hasil dari negosiasi itu dapat membawa rasa aman bagi semua negara Eropa.
Menurut mantan pemimpin Uni Soviet itu, Amerika Serikat bersikap angkuh dan terlalu percaya diri sejak pembubaran Uni Soviet. Dia menilai Washington DC seakan-akan merasa sudah menjadi pemenang tunggal Perang Dingin dan memutuskan untuk memperluas pakta pertahanannya di NATO.
Eks Bos NATO: Sekutu Tak Akan Kirim Tentara ke Ukraina karena Bisa Perang Dunia III dengan Rusia
“Piagam Paris, ide-ide keamanan kolektif, pembentukan Dewan Keamanan untuk Eropa, yang dibahas secara serius pada 1991, telah dilupakan (AS). Namun demikian, saya percaya bahwa belum terlambat untuk kembali ke ide-ide ini,” kata Gorbachev seperti dilansir kantor berita Sputnik, Jumat (24/12/2021).
“Tidak tahu apakah (dialog) ini terjadi sekarang, setelah pembicaraan antara presiden Rusia dan Amerika Serikat (Vladimir Putin dan Joe Biden); tetapi semacam proses telah dimulai. Saya mendukung itu, saya berharap akan ada hasil sehingga semua negara Eropa merasa aman,” ujar politikus berusia 90 tahun itu.
Putin: Rusia Ingin Bertetangga Baik dengan Ukraina, tapi Saat Ini Tak Mungkin
Pada Jumat ini, Moskow menerbitkan rancangan perjanjian antara Rusia, Amerika Serikat, dan NATO tentang jaminan keamanan di Eropa. Jika disetujui, proposal itu akan melarang NATO untuk memperluas pengaruhnya ke Eropa Timur .
Rancangan perjanjian itu juga berisi larangan kepada Amerika Serikat dan Rusia untuk menembakkan rudal jarak menengah dan jarak pendek dalam jarak serang wilayah satu sama lain; di samping sejumlah persyaratan lainnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin Disebut Punya Antibodi Covid Tingkat Tinggi
Seorang pejabat pemerintahan Biden mengatakan, proposal keamanan Rusia itu memuat banyak hal yang tidak disetujui oleh Amerika Serikat. Akan tetapi, dia menyebut ada beberapa bagian lain yang mungkin dapat diperdalam lagi oleh kedua negara untuk meraih kesepakatan.
“Namun, saat ini, Amerika Serikat tidak akan menanggapi di depan umum semua proposal keamanan Rusia, seperti yang dipahami Moskow,” kata pejabat AS itu.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku