Mantan Sekjen PBB Ban Ki-moon Sebut Israel Terapkan Apartheid terhadap Palestina
SEOUL, iNews.id - Mantan Sekjen PBB, Ban Ki-moon menyebut tindakan Israel terhadap Palestina mengarah ke apartheid. Harapan untuk mewujudkan negara Palestina makin jauh.
Pernyataan ini disampaikan Ban Ki-moon dalam kunjungan tiga harinya ke wilayah yang terus berkonflik tersebut. Dia bahkan menilai, situasi saat ini lebih suram daripada saat dia memimpin PBB pada 2007-2016.
“Situasinya memburuk. Saya hanya berpikir, seperti yang dikatakan banyak orang, ini mungkin merupakan apartheid,” katanya Kamis (22/6/2023).
Apartheid diartikan sebagai rezim yang dilembagakan dari penindasan dan dominasi sistematis oleh satu kelompok ras atas kelompok ras lainnya.
Dia mengaku telah melihat tanda-tanda tindakan Israel sebagai apartheid. Di antaranya, perluasan permukiman Tahudi di Tepi Barat dan pembatasan ketat terhadap warga Palestina, yang artinya sistem apartheid telah mengakar.
Dengan adanya tanda-tanda itu, dia khawatir solusi dua negara untuk penyelesaian konflik Israel-Palestina makin memudar.
Keberadaan Ban di wilayah tersebut atas nama The Elders, sekelompok negarawan yang terlibat dalam prakarsa perdamaian dan hak asasi manusia di seluruh dunia. Bersama dengan ketua kelompok, mantan Presiden Irlandia, Mary Robinson, dia bertemu dengan para pemimpin Israel dan Palestina serta masyarakat sipil.
Dari mulut kelompok hak asasi lokal, dia mendengar bahwa Israel melakukan kejahatan apartheid. Kelompok-kelompok HAM terkemuka di Israel dan luar negeri juga menuduh Israel dan pendudukannya selama 56 tahun di Tepi Barat telah berubah menjadi sistem apartheid. Israel memberi warga Palestina status kelas dua dan dirancang untuk mempertahankan hegemoni Yahudi dari Sungai Yordan hingga Laut Mediterania.
Kunjungan The Elders dilakukan di tengah kekerasan terburuk di Tepi Barat dalam hampir dua dekade. Tindakan keras Israel selama berbulan-bulan terhadap militansi telah menewaskan hampir 300 warga Palestina sejak awal 2022. Sementara serangan Palestina terhadap Israel telah menewaskan lebih dari 50 orang.
Ban dan Robinson mengatakan Israel tampaknya menggunakan kekuatan yang tidak proporsional dalam penggerebekannya.
“Saya sangat berharap bahwa otoritas militer Israel harus mengambil napas dalam-dalam sebelum mereka benar-benar menggunakan senjata mematikan. Seharusnya ada cara yang masuk akal untuk mengendalikan ini,” katanya.
Editor: Umaya Khusniah