Media Asing Soroti Prabowo Panen Kritik di Debat Capres Semalam
JAKARTA, iNews.id - Sejumlah media asing ikut mengulas debat kandidat putaran ketiga Pilpres 2024 yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024) malam. Mereka pun menyoroti panasnya debat semalam, tatkala calon presiden (capres) nomor urut dua Prabowo Subianto panen kritik dari para pesaingnya terkait kebijakan menteri Jokowi itu di bidang pertahanan.
Kantor berita Reuters mengangkat berita dengan tajuk "Indonesia Presidential Frontrunner under Fire as Rivals Attack Defence Plans" (Calon Presiden Indonesia Tuai Kecaman ketika Para Saingannya Menyerang soal Rencana Pertahanan). Di situ disebutkan bahwa upaya modernisasi militer Prabowo menuai kritik dari lawan-lawannya dalam debat Pilpres 2024 tadi malam--yang berfokus pada keamanan dan geopolitik.
Mantan Gubernur DKI Jakarta yang juga capres nomor urut satu, Anies Baswedan, mengecam rencana Prabowo untuk membeli alutsista bekas, termasuk armada jet tempur Mirage 2000-5 dari Qatar. Tak hanya itu, Anies juga menyebut Kementerian Pertahanan yang dipimpin Prabowo sejak 2019 lalu gagal melindungi diri dari serangan peretasan--yang tahun lalu mengancam akan membocorkan informasi rahasia. Sementara capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo menilai kesepakatan jet tempur, yang ditunda pemerintah karena masalah anggaran, adalah perencanaan yang sembrono.
"(Indonesia sebagai) negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara ini selama satu dekade terakhir tertinggal dibandingkan negara-negara lain di kawasan ini dalam hal pembelanjaan pertahanan terhadap produk domestik bruto," ungkap Reuters, Senin (8/1/2024).
Media itu lebih lanjut menuliskan, Prabowo membuat pembenaran atas strateginya membeli alutsista bekas, dengan menyebut kebijakan itu sebagai hal yang penting dalam memodernisasi angkatan bersenjata. Mantan pangkostrad itu mengatakan, jet berusia 15 tahun yang hendak dibeli Indonesia memiliki masa pakai 25 hingga 30 tahun.
Laman Nikkei Asia hari ini mengangkat berita berjudul "Indonesia's Prabowo Grilled over Fighter Jet Plan in Third Debate" (Prabowo Dikritik soal Rencana [Pembelian] Jet Tempur dalam Debat Ketiga Pilpres). Media Jepang itu juga menuliskan bahwa selama debat pada Minggu malam, Prabowo dikecam para pesaingnya atas rencana pembelian jet tempur bekas dari Qatar.
"Setelah diserang mengenai masalah hak asasi manusia dalam debat pertama pada Desember, Prabowo pada Minggu malam dikecam atas rencana Kementerian Pertahanan untuk menghabiskan 792 juta dolar AS untuk membeli 12 jet tempur Mirage 2000-5 yang sebelumnya digunakan oleh Angkatan Udara Qatar," tulis Nikkei.
"Ini terjadi meski ada pernyataan baru-baru ini dari juru bicara Kemhan bahwa rencana tersebut, yang diumumkan pada Juni, akan ditunda karena 'kendala fiskal'," bunyi laporan itu lagi.
Nikkei juga menuliskan, Prabowo bersikap defensif ketika Anies dan Ganjar mempertanyakan kebijakan sang menhan soal rencana pembelian alutsista bekas itu.
Media negeri sakura itu dalam laporannya menyebutkan, Anies terus menyerang Prabowo atas kebijakan-kebijakannya yang lain. Dia menuduh Prabowo menguasai tanah seluas 3.400 km persegi, sementara lebih dari separuh parjurit Indonesia tidak memiliki tempat tinggal. Mantan menteri pendidikan itu juga mengkritik kebijakan “food estate” yang diterapkan oleh Jokowi yang berada di bawah pengawasan Prabowo, yang berupaya mengubah lahan gambut Kalimantan dan Sumatra menjadi perkebunan singkong dan sawah. Menurut Anies, kebijakan itu hanya menguntungkan kroni-kroni dan merusak lingkungan.
"Prabowo membantah tuduhan tersebut namun tampak bingung dengan serangan tersebut. Dia tidak mampu mengarahkan pembicaraan ke bidang keahliannya – pertahanan, keamanan dan geopolitik – yang menjadi topik perdebatan hari Minggu," tulis Nikkei.
Saat membalas lawan-lawannya, kata media Jepang itu, Prabowo menyebut Anies hanya “omon, omon, dan omon” tanpa prestasi nyata, lalu menuduh Ganjar mengutip “data yang salah” ketika Anies menyebutkan serangkaian angka untuk menyoroti kinerja Kementerian Pertahanan.
"Selanjutnya, Prabowo gagal menjelaskan dengan lebih baik apa yang akan ia lakukan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan dan kedudukan geopolitik Indonesia," tulis Nikkei.
Editor: Ahmad Islamy Jamil