Mencekam, Warga Kamboja Kisahkan Desanya Dihujani Tembakan Pasukan Thailand
PHNOM PENH, iNews.id - Suasana mencekam kembali menyelimuti wilayah perbatasan Kamboja-Thailand, Rabu (12/11/2025). Setelah bulan kedua negara mendeklarasikan perdamaian, baku tembak kembali pecah di Provinsi Banteay Meanchey, Kamboja, Rabu (12/11/2025) sore.
Dalam insiden yang berlangsung sekitar 15 menit, satu orang dilaporkan tewas dan tiga lainnya luka-luka. Warga setempat menggambarkan bagaimana desanya tiba-tiba dihujani peluru dari arah perbatasan Thailand.
“Mereka menembaki kami. Kami tidak melakukan apa-apa. Saya sangat ketakutan, saya mengungsi lagi sekarang,” kata Hul Malis, warga desa di wilayah Kamboja, kepada AFP.
Desa Tiba-Tiba Diserang
Menurut kesaksian warga, suara rentetan senapan terdengar sekitar pukul 15.50 waktu setempat, disertai ledakan kecil dari arah perbatasan. Warga yang tengah beraktivitas di ladang dan pasar berhamburan mencari perlindungan.
“Tembakan terdengar sangat dekat, seolah datang dari balik bukit di sisi Thailand,” ujar Thong Kimleang, suami Malis.
“Mereka menembak terus selama sekitar 15 menit. Saya hanya bisa memeluk anak-anak dan lari ke rumah tetangga yang punya ruang bawah tanah,” ujanya, melanjutkan.
Sebagian warga kemudian memilih mengungsi untuk kedua kalinya setelah sebelumnya baru saja kembali ke desa pascaperang lima hari di bulan Juli lalu.
Saling Tuduh di Level Pemerintah
Pemerintah Kamboja menuding pasukan Thailand melepaskan tembakan lebih dulu di wilayah yang disengketakan. Dalam pernyataan resmi, Kementerian Pertahanan Kamboja menyebut tembakan dimulai dari arah Sa Kaeo, wilayah Thailand yang berbatasan langsung dengan Banteay Meanchey.
“Pasukan Thailand menembaki wilayah kami tanpa provokasi. Ini merupakan pelanggaran terhadap kesepakatan damai yang baru saja ditandatangani,” bunyi pernyataan.
Namun, militer Thailand membantah tuduhan itu. Juru bicara Angkatan Darat Thailand, Kolonel Winthai Suvaree, mengatakan justru pasukan Kamboja yang lebih dulu menembak ke arah Thailand.
“Pasukan kami hanya membalas dengan tembakan peringatan sesuai aturan pertempuran. Tidak ada korban di pihak Thailand,” ujarnya.
Suvaree menegaskan, pertempuran berlangsung singkat dan telah berhenti dalam waktu sekitar 10 menit.
Ketegangan Lama yang Sulit Padam
Konflik antara Thailand dan Kamboja memiliki akar panjang sejak lebih dari satu abad lalu, terkait peta perbatasan era kolonial Prancis yang hingga kini masih diperdebatkan.
Daerah sekitar kuil kuno Preah Vihear menjadi titik paling sensitif, dengan kedua negara saling mengklaim kepemilikan.
Pada Juli 2025, bentrokan bersenjata selama lima hari menewaskan 43 orang dan memaksa sekitar 300.000 warga mengungsi.
Perdamaian baru tercapai setelah mediasi Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan Presiden AS Donald Trump.
Namun, situasi kembali tegang awal pekan ini ketika Thailand menunda implementasi kesepakatan lanjutan setelah empat tentaranya terluka akibat ledakan ranjau darat di wilayah perbatasan pada 10 November.
Editor: Anton Suhartono